Wamenlu RI menilai peluang damai di Libya kian terbuka

8 hours ago 4

Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI Anis Matta menilai situasi di Libya menunjukkan perbaikan signifikan dan membuka peluang rekonsiliasi antar pihak bertikai untuk membangun pemerintahan bersama dengan dukungan komunitas internasional.

Anis Matta menyampaikan penilaian tersebut dengan merujuk pada perkembangan hubungan bilateral Indonesia-Libya yang kembali aktif dalam waktu relatif singkat, menyusul kunjungannya ke Libya pada awal Oktober 2025.

“Jadi kita mulai mengaktivasi kembali hubungan kita ini dengan kunjungan saya tiga bulan lalu. Dan dalam waktu singkat, hanya tiga bulan mereka sudah memberikan kunjungan balasan ke sini,” kata Anis Matta usai Sidang Komisi Bersama Indonesia-Libya di Jakarta, Senin malam.

Ia menjelaskan, setelah sidang tersebut kedua negara menandatangani perjanjian bebas visa diplomatik serta kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Libya. Dalam waktu dekat, pihak Libya juga dijadwalkan mengundang KADIN Indonesia untuk berkunjung ke Libya.

Menurut Anis Matta, potensi perdagangan Indonesia dan Libya tergolong besar, meski nilai perdagangan saat ini masih relatif kecil, sekitar 100 juta dolar AS (kurang lebih Rp1,6 triliun). Karena itu, kedua negara sepakat mendorong peningkatan perdagangan dan investasi.

“Karena itu kita ingin meningkatkan volume perdagangan dan investasi. Sementara ini turis Libya juga yang ke Indonesia lumayan banyak, sampai lima ribuan setahun,” ujarnya.

Di bidang pendidikan, Indonesia menawarkan 250 beasiswa bagi mahasiswa Libya dan menempatkan negara itu sebagai salah satu prioritas penerima beasiswa. Anis Matta berharap kesempatan tersebut dimanfaatkan secara optimal oleh generasi muda Libya.

Ia menyebutkan, hingga kini sekitar seribu mahasiswa Libya telah menyelesaikan pendidikan di Indonesia pada berbagai jenjang, sementara sekitar 200 mahasiswa Indonesia tercatat menempuh pendidikan di Libya.

Terkait dinamika politik Libya, Anis Matta menilai Indonesia dapat berperan mendorong dukungan internasional agar masyarakat Libya menemukan jalan damai secara mandiri, tanpa intervensi pihak luar.

“Sekarang waktunya mereka melakukan rekonsiliasi, berdamai kembali, dan membangun pemerintahan bersama. Tapi kita menginginkan proses itu adalah proses Libya-Libya, artinya biar mereka menyelesaikan dan kita pihak internasional mendukung apa pun yang disepakati oleh mereka,” ujarnya.

Dalam kesempatan yang sama, Anis Matta juga menyinggung rapat kabinet mendadak di Istana Kepresidenan yang membahas evaluasi penanganan bencana. Ia menyebutkan sejumlah negara telah menghubungi Indonesia untuk menawarkan bantuan terkait bencana di Sumatera.

“Tadi Presiden Prabowo menyampaikan bahwa banyak sekali kepala negara yang sudah nelpon beliau, menawarkan bantuan, tapi beliau menyampaikan terima kasih atas goodwillnya, keinginan baiknya semuanya, Tapi insya Allah kita masih bisa menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.

Kunjungan Wakil Menteri Luar Negeri Libya Emhemed Saeed Ali Zidan ke Indonesia kali ini merupakan kunjungan balasan atas lawatan resmi Anis Matta ke Libya, sekaligus menandai langkah konkret penguatan kembali hubungan bilateral kedua negara setelah lebih dari satu dekade Libya dilanda ketidakstabilan pascajatuhnya Moammar Ghadafi pada 2011.

Baca juga: Wamenlu Libya yakini lawatan ke RI hidupkan lagi kerja sama bilateral

Baca juga: Libya siap perkuat kerja sama perdagangan dan investasi dengan RI

Pewarta: Cindy Frishanti Octavia
Editor: Primayanti
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |