Tanjungpinang (ANTARA) - Wakil Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (Wamendukbangga/BKKBN) Ratu Ayu Isyana Bagoes Oka meninjau dapur satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) Mekarsari yang memberdayakan warga lanjut usia (Lansia) sebagai pekerja.
Menurut Wamendukbangga, hal ini menandakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di era pemerintahan Prabowo-Gibran turut mempekerjakan sejumlah lansia, sehingga mereka merasa berdaya dan dilibatkan dalam program-program strategis pemerintah.
"Meski sudah lansia, tapi mereka tetap berdaya mendapatkan pemasukan dengan cara mencuci buah-buahan untuk menu MBG. Pekerja lansia datang pagi, lalu siang sudah bisa pulang," kata Wamendukbangga usai meninjau SPPG Mekarsari di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu.
Isyana menyebut warga lansia di SPPG Mekarsari sangat bersyukur dengan adanya program MBG, karena dapat meningkatkan ekonomi tanpa perlu bergantung dengan anak-anaknya.
Baca juga: Dinkes Serang latih seribu relawan SPPG guna jamin keamanan pangan MBG
Ia menyampaikan kendati Indonesia tengah dihadapkan dengan bonus demografi, namun keberadaan lansia tidak boleh dilupakan begitu saja. Apalagi jumlah lansia di tanah air terus bertambah seiring berjalannya waktu.
"Lansia harus tetap diberdayakan. Kalau kita lihat di negara tetangga seperti Singapura, lansia masih bekerja mencari pemasukan, misalnya dengan mengelap meja dan lainnya," ujarnya.
Selain itu, Isyana juga memuji keterlibatan pekerja perempuan di SPPG Mekarsari. Alhasil, MBG tak hanya berdampak pada peningkatan gizi, melainkan ikut meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Termasuk suplai barang kebutuhan MBG di situ, pun dipasok dari hasil pertanian lokal di Kota Tanjungpinang dan sebagian dari Kabupaten Bintan.
Baca juga: Populer kemarin, Hari Santri hingga usulan Marsinah jadi pahlawan
"Secara tak langsung, MBG ini menggerakkan roda ekonomi masyarakat sekaligus menyerap produksi pangan lokal," ucapnya.

Dalam peninjauan itu, Wamen pun melihat langsung bagaimana proses SPPG Mekarsari dalam menyajikan menu MBG untuk para penerima manfaat.
Baca juga: BGN gelar bimtek penjamah makanan program MBG di Bekasi
Ia memantau tempat-tempat penyimpanan bahan-bahan MBG serta arena pencucian yang sudah menggunakan air difilter.
Tak lupa, Isyana meminta pengelola SPPG memperbanyak alat penangkap serangga guna mencegah hal-hal yang tidak diinginkan terjadi, misalnya keracunan MBG akibat terkontaminasi bakteri.
"MBG ini program yang sangat baik. Maka itu, SOP penyajiannya harus dipatuhi betul-betul guna memastikan kualitas gizi dan kelancaran program tersebut," demikian Wamen Isyana.
SPPG Mekarsari setiap harinya memproduksi sekitar 3.525 porsi MBG, untuk melayani penerima manfaat di empat sekolah (dua SD dan dua SMP) serta satu posyandu di wilayah sekitar.
Baca juga: Pemkab Cirebon targetkan dapur MBG miliki SLHS pada akhir Oktober 2025
Pewarta: Ogen
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.