Purwokerto (ANTARA) - Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP), Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, membebaskan SPP tetap selama satu tahun akademik dan menyediakan makan gratis setiap hari bagi delapan mahasiswa asal Sumatera yang terdampak bencana sebagai bentuk kepedulian kampus.
Dalam kegiatan Sambung Rasa Mas Rektor dan Mahasiswa UMP di Lobi Kantor Pusat Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jumat siang, Rektor UMP Prof Jebul Suroso menegaskan komitmen kampus dalam memberikan bantuan pendidikan, kebutuhan pokok, hingga dukungan psikososial bagi mahasiswa asal Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang keluarganya terdampak bencana.
"Kebijakan tersebut diberikan untuk memastikan mahasiswa tetap dapat melanjutkan studi tanpa terbebani situasi darurat di daerah asal," katanya.
Ia mengatakan kebijakan itu mencakup pembebasan Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP) tetap selama dua semester bagi mahasiswa yang mengalami kendala finansial akibat bencana.
Selain itu, pihaknya juga menyediakan makan gratis tiga kali sehari di kafe milik kampus bagi mahasiswa yang kesulitan memperoleh kiriman uang dari keluarga.
"Kebijakan ini merupakan bentuk partisipasi, simpati, dan empati UMP terhadap kondisi yang menimpa keluarga mahasiswa. Ada delapan mahasiswa dari Aceh dan Sumatera Utara yang kami pastikan mendapat perhatian penuh, sementara baru delapan orang yang terdeteksi," katanya menjelaskan.
Ia mengatakan perguruan tinggi tersebut juga mengirimkan tenaga psikososial ke wilayah terdampak untuk mendukung proses rehabilitasi pascabencana.
Pihaknya juga membuka peluang beasiswa khusus bagi lulusan SMA atau saudara mahasiswa yang terdampak bencana, termasuk penempatan di asrama UMP, bahkan siap menjemput calon mahasiswa tersebut bila diperlukan.
Selain bantuan langsung, pihaknya juga menggelar pameran dan lelang lukisan karya salah seorang alumni, Eprisa Nova Rahmawati, selama dua hari untuk mengumpulkan donasi bagi korban bencana.
"Seluruh hasil penjualan akan disalurkan kepada keluarga terdampak di Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara. Kami berharap publik, termasuk media, dapat membantu mempromosikan kegiatan ini," kata Rektor UMP.
Baca juga: UMY beri keringanan biaya 26 mahasiswa terdampak bencana Sumatera
Para mahasiswa asal Sumatera itu menyambut baik langkah UMP dan berharap dukungan pendidikan maupun logistik dapat terus diberikan, termasuk keringanan biaya kuliah, agar mereka dapat bertahan dan menyelesaikan studi di tengah kondisi keluarga yang terdampak bencana.
Salah seorang mahasiswi asal Sumatera Utara, Aulia Febi mengungkapkan rasa terima kasih atas perhatian kampus kepada mereka yang berasal dari daerah terdampak bencana.
Mahasiswi Fakultas Pertanian itu mengatakan keluarganya terdampak langsung bencana, sehingga mempengaruhi kondisi psikologis dan finansial.
"Terima kasih banyak kepada Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Bapak Rektor, dan para dosen yang sudah melihat ke arah kami. Solidaritas teman-teman yang menggalang dana turut membantu kami melewati masa sulit," katanya.
Sementara mahasiswi Program Studi Sastra Inggris Julia Mawaddah mengaku kesulitan menghubungi orang tuanya di Aceh Barat karena listrik dan internet terputus, sehingga dia tidak bisa meminta kiriman biaya hidup.
Menurut dia, biaya kuliahnya selama ini ditopang dari hasil kebun keluarga, namun bencana yang merusak tanaman sehingga membuat orang tua khawatir tidak dapat memenuhi kebutuhan kuliah.
"Ibu saya seorang petani, ayah saya sudah meninggal saat tsunami Aceh. Jadi ini berat sekali bagi kami," katanya.
Mahasiswa asal Bireun, Aceh, Asrar Al Sirjani mengaku kondisi finansialnya di Purwokerto juga ikut terdampak karena orang tuanya tidak dapat mengirim uang secara rutin.
Menurut dia, kebutuhannya dalam beberapa waktu terakhir dipenuhi dengan cara meminjam uang dari teman-temannya.
Ia mengharapkan kondisi di Aceh segera pulih dan bantuan logistik bisa kembali menjangkau masyarakat yang terdampak.
Baca juga: Kemdiktisaintek bebaskan UKT 1–2 semester mahasiswa korban bencana
"Kami di sini hanya bisa berharap yang terbaik untuk keluarga di sana," katanya.
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































