UU One Big Beautiful Bill akan naikkan defisit anggaran AS per 2034

1 month ago 18

New York City (ANTARA) - One Big Beautiful Bill, yang ditandatangani menjadi undang-undang (UU) pada 4 Juli, akan menambah 3,39 triliun dolar AS (1 dolar AS = Rp16.330) pada defisit Amerika Serikat (AS) dari 2025 hingga 2034. Demikian sebut sebuah laporan yang diterbitkan oleh Kantor Anggaran Kongres (Congressional Budget Office/CBO) AS pada Senin (21/7).

Perkiraan terbaru CBO itu lebih tinggi dari perkiraannya yang dibuat pada akhir Juni lalu, sesaat sebelum UU tersebut disahkan Kongres AS. Pada akhir Juni tersebut, CBO memperkirakan tambahan defisit sebesar 3,25 triliun dolar AS.

Peningkatan defisit itu diperkirakan disebabkan oleh penurunan belanja langsung sebesar 1,1 triliun dolar AS dan penurunan pendapatan sebesar 4,5 triliun dolar AS, kata CBO.

UU pajak dan anggaran tersebut mewakili kebijakan agenda Presiden AS Donald Trump, termasuk pemotongan pajak serta peningkatan pendanaan untuk pengeluaran militer dan keamanan perbatasan.

UU beranggaran sangat besar ini sangat kontroversial di kalangan anggota parlemen dan warga Amerika dari berbagai partai atau kelompok pendapatan.

Dampak besar UU itu terhadap defisit AS dalam beberapa tahun mendatang menimbulkan kekhawatiran dari dalam dan luar AS.

UU tersebut diperkirakan akan meningkatkan pinjaman AS sebesar 4,1 triliun dolar AS, sudah termasuk bunga, ungkap Maya MacGuineas, presiden Committee for a Responsible Federal Budget.

"Masih sulit dipercaya bahwa para pembuat kebijakan baru saja menambah utang sebesar 4 triliun dolar AS. Banyak pendukung UU ini telah menghabiskan waktu berbulan-bulan atau bertahun-tahun untuk meratapi situasi fiskal kita yang tidak berkelanjutan. Namun, ketika mereka benar-benar memiliki kesempatan untuk memperbaikinya, mereka malah memperburuknya hingga 4 triliun dolar AS," kata MacGuineas dalam sebuah pernyataan pada Senin tersebut.

Hingga pertengahan 2025, utang nasional AS mencapai lebih dari 36,2 triliun dolar AS, dan rasio utang terhadap PDB telah melampaui puncaknya saat Perang Dunia II.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |