Semarang (ANTARA) - Universitas Diponegoro Semarang berkolaborasi dengan PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) dan PT PLN mengolah limbah untuk memberdayakan masyarakat di pesisir Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Rektor Undip Prof Suharnomo, dalam pernyataan di Semarang, Selasa, menegaskan pentingnya peran perguruan tinggi dalam menjalankan kegiatan yang sejalan dengan tagline, yakni Undip Bermartabat dan Bermanfaat.
"Sebaik-baiknya lembaga adalah yang memberi manfaat bagi masyarakat. Undip berkomitmen agar seluruh aktivitas kampus tidak berhenti di ruang akademik, tetapi sampai ke masyarakat," katanya.
Melalui inovasi pemanfaatan limbah, kata dia, program tersebut tidak hanya menjaga lingkungan, namun juga menggerakkan ekonomi lokal, memberdayakan nelayan, ibu-ibu, dan generasi muda pesisir mandiri dalam perekonomian.
Ia juga menekankan pentingnya kolaborasi dengan lembaga-lembaga strategis, seperti PLN dan Pelindo untuk mewujudkan masyarakat yang lebih berdaya dan sejahtera.
Baca juga: KLH RI-Norwegia bahas potensi kerja sama rehabilitasi mangrove
Penyerahan bantuan dalam rangka Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) bertajuk "Restorasi Ekosistem dan Pemberdayaan Masyarakat di Wilayah Laut dan Pesisir Utara Jawa Tengah" digelar di Ruang Sidang Rektor Universitas Diponegoro.
Kegiatan tersebut, kata dia, menjadi wujud nyata komitmen Undip dalam pengabdian kepada masyarakat, dengan fokus memberdayakan komunitas pesisir, khususnya di Kabupaten Demak.
Bantuan yang diserahkan dalam program itu ditujukan untuk mendukung keberlangsungan lingkungan pesisir dan ekonomi masyarakat.
Salah satu yang menjadi sorotan, menurut Manager Komunikasi dan Umum PLN UID Jawa Tengah dan DIY Joko Hadi Widayat adalah pemanfaatan limbah abu batu bara (FABA) untuk pembangunan terumbu karang buatan.
Menurut dia, program ini merupakan langkah inovatif dalam menjaga ekosistem sekaligus menggerakkan ekonomi lokal.
Baca juga: Menteri KP: Morodemak jadi percontohan konservasi laut berkelanjutan
"FABA yang selama ini dianggap limbah, kini menjadi solusi yang laris manis di lapangan. Ini adalah bentuk nyata bagaimana limbah bisa memiliki manfaat luar biasa jika dikelola dengan tepat. Kerja sama dengan dunia akademik, seperti Undip menjadi kunci kesuksesan program-program semacam ini," katanya.
General Manager Pelindo Cabang Tanjung Emas Semarang Hardianto menyampaikan bahwa kolaborasi ini telah menunjukkan dampak ekonomi yang nyata.
"Nilai dari program ini bisa dilihat dari dampaknya. Produk dari limbah ikan yang dulunya hanya bernilai jual Rp2.500 kini bisa mencapai Rp10.000. Ini menunjukkan keberlanjutan dan potensi pemberdayaan ekonomi lokal yang kuat," katanya.
Sementara itu, Bupati Demak Eisti'anah menyampaikan apresiasi atas dukungan seluruh pihak yang telah melakukan pemberdayaan masyarakat di wilayah tersebut.
"Kami dari pemerintah daerah tidak mungkin bisa bekerja sendiri. Dukungan dari akademisi dan industri sangat penting dalam mengentaskan permasalahan yang ada di daerah kami khususnya kemiskinan dan memperkuat ketahanan pangan," katanya.
Baca juga: Pakar: Pengelolaan pesisir perlu jaga alam dan pemberdayaan warga
Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025