Jakarta (ANTARA) - Duta Besar Kamboja untuk Indonesia Tean Samnang memuji peran Indonesia dalam proses perdamaian di negaranya karena konflik internal dan invasi Vietnam yang terjadi pada dekade 1970-an.
“Dari sudut pandang Kamboja, kami selalu sangat berterima kasih dan menghargai peran Indonesia dalam kontribusi perdamaian kami,” kata Tean dalam seminar "Indonesia’s Role in the Cambodian Peace Process" di Jakarta, Selasa (29/4).
Dia mengatakan bahwa pada 1980-an, rakyat Kamboja berjuang mewujudkan perdamaian dan Indonesia memainkan peran yang sangat penting dalam memfasilitasi proses perdamaian itu.
Tean mengapresiasi peran Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaraan Jakarta Informal Meeting (JIM) fase I yang berlangsung di Bogor, Jawa Barat, pada 25-28 Juli 1988 dan fase II di Jakarta pada 16-18 Februari 1989.
Kedua pertemuan itu, kata dia, mendorong terlaksananya Konferensi Internasional mengenai Kamboja di Paris pada Juli 1989, yang kemudian menghasilkan Perjanjian Perdamaian Paris pada 1991.
“Setelah kami mencapai kesepakatan, Indonesia juga aktif bergabung dengan Pasukan Pemeliharaan Perdamaian PBB, yang disebut UNTAC, untuk memberikan kekuatan guna menjaga perdamaian dan stabilitas selama periode transisi kami,” katanya, menjelaskan.
"Kini, kami masih menikmati hubungan yang baik antara Kamboja dan Indonesia," kata dia, seraya menambahkan bahwa transaksi perdagangan kedua negara mencapai 1 miliar dolar AS.
Tean mengatakan bahwa Kamboja dan Indonesia juga memiliki kerja sama di bidang militer, di mana Indonesia memberikan pelatihan dan bantuan kepada pasukan pemeliharaan perdamaian.
Dia menekankan bahwa tidak ada sejarah pahit dalam hubungan Kamboja-Indonesia dan sejarah kedua negara berakar pada sikap saling percaya dan perkembangan dari masa lalu hingga kini.
“Atas nama Kedutaan Besar Kerajaan Kamboja di Indonesia, serta atas nama diri saya sendiri, saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Indonesia yang telah membantu kami di masa-masa sulit. Kami akan selalu mengingat kebaikan yang telah dilakukan kepada kami. Terima kasih banyak,” kata Tean.
Seminar itu digelar sebagai bagian dari rangkaian kegiatan ERIA Leadership Lecture yang rencananya akan dihadiri oleh Presiden Senat Kerajaan Kamboja, Samdech Akka Moha Sena Padei Techo Hun Sen, pada 6 Mei.
Dekan ERIA School of Government, Nobuhiro Aizawa, dalam sambutannya juga menekankan kontribusi besar Indonesia dalam proses perdamaian di Kamboja.
“Berbeda dengan banyak kawasan lain yang masih menghadapi tantangan sengketa wilayah dan ketegangan geopolitik, Asia Tenggara berhasil membangun stabilitas jangka panjang melalui pendekatan regional kolektif, di mana Indonesia memainkan peran sentral dalam mendorong kolaborasi tersebut,” kata dia.
ERIA merupakan lembaga riset ekonomi regional yang berbasis di Jakarta dan berfokus pada isu-isu ekonomi, integrasi, dan pembangunan berkelanjutan di kawasan ASEAN dan Asia Timur.
Baca juga: Institut ASEAN: RI ciptakan ruang dialog dalam perdamaian Kamboja
Baca juga: KBRI Phnom Penh tangani ribuan WNI terjerat penipuan daring
Pewarta: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2025