Moskow (ANTARA) - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memutuskan untuk menarik negeri Paman Sam keluar dari Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNESCO).
Trump menuduh organisasi tersebut mendukung isu-isu budaya dan sosial progresif, serta bersifat memecah belah, kata Wakil Juru Bicara Gedung Putih, Anna Kelly, sebagaimana dikutip oleh surat kabar New York Post, Selasa.
“Presiden Trump telah memutuskan untuk menarik Amerika Serikat dari UNESCO — yang mendukung isu-isu budaya dan sosial progresif, serta bersifat memecah belah, yang sama sekali tidak sejalan dengan kebijakan masuk akal yang dipilih oleh rakyat Amerika pada bulan November,” kata Kelly.
Pada pernyataan terpisah, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce mengatakan bahwa keputusan untuk mundur dari UNESCO akan berlaku mulai 31 Desember tahun depan.
“Hari ini, Amerika Serikat memberi tahu Direktur Jenderal Audrey Azoulay tentang keputusan Amerika Serikat untuk mundur dari UNESCO. Keterlibatan berkelanjutan di UNESCO tidak sejalan dengan kepentingan nasional Amerika Serikat," ujar Bruce.
Penarikan diri tersebut akan berlaku efektif mulai 31 Desember 2026 dan Amerika Serikat akan tetap menjadi anggota penuh UNESCO hingga saat itu, tambahnya.
Bruce menjelaskan bahwa agenda "globalis dan ideologis" UNESCO dalam pembangunan internasional bertentangan dengan kebijakan luar negeri “America First.”
Ia turut menekankan bahwa keputusan untuk mengakui Negara Palestina, yang disebutnya "sangat bermasalah", bertentangan dengan kebijakan AS dan turut memperkuat retorika anti-Israel di dalam organisasi tersebut.
Sumber: Sputnik-OANA
Baca juga: Trump, Netanyahu bertemu kedua kali bahas gencatan senjata Gaza
Baca juga: Trump sebut Israel menyetujui syarat gencatan senjata 60 hari di Gaza
Baca juga: Trump terkejut oleh pengeboman Israel di Suriah dan gereja Gaza
Penerjemah: Kuntum Khaira Riswan
Editor: Martha Herlinawati Simanjuntak
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.