Jakarta (ANTARA) - Aktris dan musisi Titi Radjo Padmaja berbagi cerita mengenai kecintaannya pada kebaya kutu baru, yang dia sebut sebagai favoritnya dari berbagai jenis kebaya Indonesia.
"Kebaya kutu baru itu menurut aku manis, klasik, elegan dan timeless (tak lekang waktu) juga," kata Titi saat ditemui di Jakarta, pada Selasa.
Kesukaannya pada kutu baru membuat dia kerap mengenakannya pada berbagai acara. Titi juga sering memadupadankan kebaya kutu baru dengan celana jeans atau kain Sumba.
"Itu aku senangnya minta ampun. Dalam acara apapun kayaknya pinginnya pakai itu terus," kata dia.
Baca juga: Titi Rajo Bintang lahirkan bayi laki-laki
Titi Radjo juga memiliki momen lucu karena kerap mengunggah potret dirinya memakai kutu baru di media sosial. Dia pernah menerima hadiah dari penggemar berupa kebaya kutu baru warisan keluarga mereka.
"Ada beberapa orang tuh di Instagram (mengirim) direct message (pesan pribadi) aku, mereka ngasih kutu baru bahkan milik neneknya. Satu dari neneknya yang masih hidup dan satu neneknya sudah meninggal, cucunya itu ngasih kepada aku. Itu menurut aku antara senang dan beban, ya," kata Titi bercerita.
Titi memiliki pandangan tentang makna memakai pakaian tradisional seperti kebaya, yaitu menghormati busana itu dengan berdoa terlebih dulu sebelum mengenakannya, suatu sikap yang diajarkan oleh neneknya.
Sang nenek, kata Titi, mengajarkan sebelum menggunakan klambi, bahasa Jawa untuk pakaian, dia harus suwun (meminta izin) sebagai bentuk menghargai apa yang dikenakan.
"Jadi, aku setiap pakai kebaya, pasti aku selalu kayak berdoa dulu. Ketika suwun itu kamu menghargai dan kamu akan mendapatkan nyawanya ketika memakainya," kata Titi menjelaskan berdoa sebelum berkebaya.
Baca juga: Maudy Ayunda ungkap kutu baru jadi kebaya favorit penuh makna
Baca juga: Putri Marino anggap kebaya jadi bagian besar dalam hidup sedari kecil
Baca juga: Mengembalikan hakikat kebaya sebagai jadi diri perempuan Indonesia
Baca juga: Kebaya persatukan perempuan Indonesia dari latar belakang berbeda
Pewarta: Sri Dewi Larasati
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.