Pangkalpinang (ANTARA) - Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mengevakuasi enam orang nelayan yang mengalami kapal mati mesin saat berada di Perairan Airanyir, Kabupaten Bangka.
Kepala SAR Pangkalpinang I Made Oka Astawa di Pangkalpinang, Kamis, mengatakan evakuasi dilakukan setelah menerima informasi kejadian yang menimpa kapal nelayan dari TPI Pangkalbalam, yang mengalami mati mesin di Perairan Airanyir pada Rabu (27/8) malam.
Kapal yang mengangkut enam orang, termasuk nakoda tersebut, pada Rabu pukul 04.45 WIB berangkat dari Dermaga TPI Pangkalbalam menuju fishing ground di Perairan Airanyir untuk memancing ikan. Setelah selesai menangkap ikan, pada pukul 17.30 WIB kapal mengalami mati mesin dan tidak bisa dihidupkan.
Baca juga: Tim SAR Babel evakuasi nelayan diserang ikan pari di Pantai Koala
Nakoda mencoba memperbaiki kapal, namun hingga malam hari kapal belum berhasil diperbaiki. Kapal itu terombang ambing dan berakhir lego jangkar di perairan tersebut.
Salah satu pemancing menghubungi temannya untuk melapor kejadian tersebut ke Kantor SAR Pangkalpinang untuk meminta bantuan evakuasi.
"Menerima informasi tersebut, kami memberangkatkan satu tim menggunakan Kapal RBB (Rigid Bouyancy Boat) milik Basarnas menuju lokasi. Tim SAR kemudian mencoba berkomunikasi kepada para pemancing dan mereka menginformasikan posisi lego jangkar," katanya.
Baca juga: Tim SAR Belitung temukan tubuh pemancing hilang di Sungai Manggar
Kapal nelayan berada pada koordinat 2°03'12.2"S 106°12'32.6"E, kata dia, tim bergerak menuju titik lokasi dan melakukan pencarian serta meminta para nelayan memberikan kode cahaya kepada tim.
"Sekitar satu jam melakukan penyisiran, Tim SAR tiba di lokasi kapal dan bergegas mengevakuasi lima orang pemancing ke atas kapal RBB," katanya.
Pada aksi penyelamatan ini tim rescue juga berkoordinasi dengan Balai Karantina Kesehatan Pangkalpinang untuk melakukan cek kesehatan para nelayan.
Kondisi cuaca saat proses evakuasi dilaporkan cerah, kata dia, namun ombak yang cukup besar membuat proses evakuasi sedikit terhambat.
Pewarta: Donatus Dasapurna Putranta
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.