Jakarta (ANTARA) - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) mengatakan fokus untuk meningkatkan pendapatan (revenue) bisnis infrastruktur bersama anak usahanya, PT Telkom Infrastruktur Indonesia (TIF).
“Keberadaan TIF tidak hanya memperkuat posisi TelkomGroup sebagai penyedia infrastruktur digital utama di Indonesia, namun sekaligus memungkinkan kami menghadirkan layanan generasi terbaru yang lebih kompetitif serta memberikan pengalaman yang lebih baik kepada pelanggan,” kata Direktur Utama Telkom Dian Siswarini dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Adapun Telkom telah menandatangani Kesepakatan Pemisahan Bersyarat (CSA) sebagai salah satu milestone dalam proses pemisahan sebagian Bisnis dan Aset Wholesale Fiber Connectivity dari Telkom kepada TIF.
Dian mengatakan, langkah strategis ini merupakan bagian dari aksi korporasi menuju strategic holding yang berfokus pada penguatan fondasi bisnis infrastruktur digital.
Selain itu, untuk menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan dengan mengoptimalkan aset, meningkatkan efisiensi biaya operasional dan investasi, serta unlock value melalui monetasi infrastruktur dan potensi kemitraan strategis.
Inisiatif ini juga menegaskan komitmen Telkom dalam mendukung percepatan agenda nasional dalam pemerataan akses konektivitas di Indonesia.
Setelah aksi korporasi dilaksanakan, TIF akan memiliki lebih dari 50 persen dari total aset infrastruktur jaringan fiber Telkom yang meliputi segmen access, aggregation, backbone, serta infrastruktur pendukung lainnya, dengan nilai transaksi bisnis dan aset mencapai Rp35,8 triliun.
Meskipun Telkom memiliki lebih dari 99,9 persen saham TIF, TIF berkomitmen akan beroperasi secara netral dalam menyediakan layanan wholesale fiber connectivity kepada pelanggan eksternal maupun internal TelkomGroup untuk memastikan tersedianya konektivitas berkualitas tinggi dengan jangkauan luas yang selaras dengan arah strategis perusahaan.
“Langkah strategis yang sejalan dengan tren global ini diharapkan dapat memungkinkan TIF untuk menghadirkan struktur bisnis yang lebih fokus, transparan, dan kompetitif, yang pada gilirannya akan memperkuat daya saing bisnis di pasar global serta menciptakan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan,” ujar Dian.
Sejalan dengan visi tersebut, Direktur Utama PT Telkom Infrastruktur Indonesia I Ketut Budi Utama menyatakan bahwa TIF siap berperan sebagai tulang punggung konektivitas digital Indonesia.
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, TIF menggunakan jenama “InfraNexia” sebagai identitas perusahaan, yang berarti "koneksi infrastruktur Indonesia".
“Kami ingin memastikan bahwa kehadiran TIF mampu memberikan nilai tambah yang nyata, tidak hanya bagi pelanggan wholesale, tetapi juga bagi ekosistem digital nasional secara keseluruhan,” ujar Ketut.
Baca juga: Telkom: Magang Nasional berikan pengalaman relevan dengan industri
Baca juga: Telkomsel raih dua penghargaan Asian Technology Excellence Awards 2025
Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































