Samarinda (ANTARA) - SMA Negeri 16 Samarinda ditunjuk sebagai lokasi sementara pelaksanaan program Sekolah Rakyat sambil menunggu fasilitas permanen yang tengah disiapkan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur.
Kepala Dinas Sosial Provinsi Kaltim Andi Muhammad Ishak di Samarinda, Senin, menjelaskan proses penetapan lokasi permanen Sekolah Rakyat masih menunggu hasil verifikasi teknis dari Satuan Kerja Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
“Setelah dinyatakan layak oleh Satuan Kerja, baru bisa diusulkan ke kementerian untuk penetapan resmi,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa Sekolah Rakyat
merupakan inisiatif Pemprov Kaltim untuk memperluas akses pendidikan bagi masyarakat yang selama ini kesulitan mengakses sekolah formal.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 16 Samarinda Abdul Rozak menjelaskan pihaknya telah menyiapkan fasilitas pendukung untuk menunjang kegiatan belajar mengajar bagi siswa Sekolah Rakyat, termasuk asrama dan ruang belajar.
“Gedung asrama dua lantai kami siapkan, terdiri atas 60 kamar yang masing-masing dapat menampung tiga hingga empat siswa. Total kapasitasnya bisa mencapai 180 sampai 240 siswa,” jelasnya.
Selain fasilitas asrama untuk tempat tinggal, pihak sekolah juga menyediakan ruang belajar di kawasan asrama dan membuka akses ke laboratorium komputer serta laboratorium IPA.
Namun, penggunaan fasilitas tersebut tetap menunggu pengaturan teknis melalui perjanjian kerja sama.
“Secara prinsip kami mendukung penuh. Ini program baik dan strategis. Kami siap bantu, mulai dari fasilitas hingga kerja sama lintas dinas,” ujarnya.
Rozak menambahkan, penempatan Sekolah Rakyat di tempatnya bersifat sementara dan direncanakan berlangsung selama satu tahun, sembari menunggu fasilitas permanen yang disiapkan Pemprov Kaltim.
Baca juga: Papua Barat Daya dorong pembangunan Sekolah Rakyat di enam wilayah
Baca juga: UINSU sediakan Kampus V sebagai lokasi Sekolah Rakyat
Pewarta: Arumanto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.