Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) memperluas instrumen underlying repo dalam operasi moneter mulai pekan depan dengan menerima obligasi korporasi PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF sebagai agunan pada tahap pertama, guna mendorong pendalaman pasar keuangan.
“Kita sedang siapkan terus berbagai infrastruktur pendukungnya. Kemudian tanggal 10 (November 2025, Red.), hari Senin depan, kita bisa lelang perdana untuk repo dengan underlying SMF,” kata Kepala Grup Departemen Pengelolaan Moneter dan Aset Sekuritas (DPMA) BI Fitra Jusdiman dalam Taklimat Media di Jakarta, Jumat.
Perluasan underlying ini akan dilaksanakan melalui lelang repo reguler yang digelar setiap Senin dalam operasi moneter BI. Sesuai ketentuan, transaksi repo dilakukan melalui bank-bank dealer utama (DU), sementara bank lain dapat mengakses likuiditas melalui pasar antarbank dengan bertransaksi lewat DU.
BI menetapkan sejumlah kriteria bagi surat berharga yang dikatakan berkualitas tinggi yang dapat diterima sebagai underlying, antara lain memiliki peringkat tinggi, dapat diperjualbelikan, aktif diperdagangkan dalam periode tertentu, tercatat di rekening peserta operasi moneter (OM), serta tidak sedang diagunkan.
Baca juga: HM Sampoerna beli Patriot Bond Danantara Rp500 miliar
Obligasi yang diterbitkan PT SMF dinilai memenuhi seluruh kriteria tersebut, sehingga digunakan pada tahap awal penerapan kebijakan ini. Ke depan, BI membuka kemungkinan untuk menerima obligasi korporasi lain yang memiliki kualitas setara.
Selama ini, instrumen repo BI hanya menggunakan Surat Berharga Negara (SBN) sebagai agunan. Padahal, ujar Fitra, di pasar keuangan terdapat berbagai jenis surat berharga yang juga memiliki kualitas tinggi dan likuiditas memadai.
Menurut Fitra, dengan membuka ruang bagi obligasi korporasi berkualitas tinggi sebagai underlying repo, maka BI tidak hanya memperluas sumber likuiditas bagi perbankan, tetapi juga mendorong berkembangnya pasar surat berharga non-pemerintah.
“Di banyak negara, bank sentralnya juga menerima berbagai jenis obligasi sebagai underlying repo,” ujarnya.
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Zaenal Abidin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































