Jakarta (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan investor asing mencatatkan aksi beli bersih (net buy) senilai Rp12,96 triliun di pasar saham Indonesia pada Oktober 2025.
Secara akumulasi, investor asing melakukan aksi beli senilai Rp179,61 triliun dan melakukan aksi jual senilai Rp166,63 triliun sepanjang Oktober 2025, sehingga tercatat mencatatkan net buy senilai Rp12,96 triliun.
“Kinerja pasar modal domestik pada Oktober 2025 melanjutkan tren positif, didukung oleh membaiknya sentimen global dan terjaganya kinerja perekonomian domestik,” ujar Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi dalam Konferensi Pers RDK Bulanan (RDKB) Oktober 2025 di Jakarta, Jumat.
Namun demikian, secara akumulasi investor asing masih mencatatkan aksi jual bersih (net sell) senilai Rp41,79 triliun secara year to date (ytd) atau sepanjang tahun 2025.
Pada Oktober 2025, kapitalisasi pasar saham Indonesia (market cap) sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) senilai Rp15.560 triliun. Seiring dengan itu, rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) juga turut menyentuh level tertinggi senilai Rp25,06 triliun.
“Peningkatan nilai RNTH tersebut turut dikontribusikan oleh investor individu domestik,” ungkap Inarno.
Dari sisi investor, Inarno mengungkapkan terdapat penambahan sebanyak 520.000 investor baru di pasar modal Indonesia selama Oktober 2025, sehingga ada 4,31 juta penambahan investor baru sepanjang tahun 2025.
“Di tahun 2025 ini jumlah investor di pasar modal meningkat sebanyak 4,31 juta menjadi 19,18 juta atau naik sebesar 29,01 persen (yoy) per Oktober 2025),” ujar Inarno.
Data penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat (07/11) sore, IHSG tercatat menguat 57,53 poin atau 0,69 persen ke posisi 8.394,59. Sementara, kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 naik 5,85 poin atau 0,69 persen ke posisi 853,50.
Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Evi Ratnawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































