Jakarta (ANTARA) - Kepala SKK Migas Djoko Siswanto mengatakan, perusahaan energi asal Amerika Serikat, Chevron, sedang mencari lapangan minyak dan gas bumi (migas) dengan potensi raksasa di Indonesia.
“Chevron lagi lihat-lihat, mau cari lapangan-lapangan yang besar dan kalau bisa, gabung dari lapangan yang sudah discovery, yang besar-besar,” kata Djoko dalam paparan capaian kinerja SKK Migas di Jakarta, Senin.
Djoko menyampaikan bahwa SKK Migas membuka data bagi Chevron yang sedang melihat-lihat wilayah kerja (WK) potensial, yang saat ini sedang digarap oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) lainnya.
Lebih lanjut, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus mengatakan, aktivitas Chevron belum masuk ke data reposisi eksplorasi.
Rikky mengatakan bahwa pendekatan Chevron berjalan dengan hati-hati.
“Chevron ini dia nggak mau gembar-gembor dulu. Dengan hati-hati sekali supaya memang tone-nya masuk,Baca juga: Shell, Chevron dan Total diharapkan ikut lelang WK migas tahun ini” kata Rikky.
Tak hanya itu, Rikky juga menyampaikan bahwa antar-perusahaan migas juga berlangsung komunikasi ihwal pengelolaan WK. Sebab, sejumlah kegiatan hulu migas dengan investasi besar biasanya dijalankan oleh KKKS dengan berbagi risiko bersama KKKS lainnya.
“Contohnya itu WK Bobara, (investasinya) 92 juta dolar. Kan Total E&P masuk ke Papua, berarti mereka berbagi risiko. Sharing, gitu,” ucap Rikky, mengungkit TotalEnergies yang mengakuisisi 24,5 persen participating interest (PI) atau hak partisipasi Petronas di Wilayah Kerja (WK) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Bobara, Papua Barat.
Pernyataan tersebut terkait dengan munculnya minat Chevron untuk kembali berinvestasi di industri hulu migas Indonesia.
Dalam rangka memfasilitasi perusahaan-perusahaan migas yang tertarik dengan industri hulu, Djoko menyampaikan pemerintah sudah menyediakan data industri hulu migas yang lebih baik, fiscal term atau ketentuan fiskal hulu migas yang lebih fleksibel, serta kemudahan perizinan yang didukung oleh pemerintah.
Baca juga: Realisasi penerimaan negara capai Rp95,26 triliun per Juni
Selain itu, Indonesia juga sudah meningkatkan konektivitas data dan memiliki aturan soal keterbukaan data.
Langkah tersebut ditempuh dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi minyak guna memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Baca juga: Realisasi lifting minyak mencapai 578 ribu bph semester I-2025
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.