Jakarta (ANTARA) - Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan, Blok Tuna akan digarap oleh perusahaan minyak dan gas bumi (migas) asal Rusia, Zarubezhneft, dan saat ini sedang mencari mitra.
“Rusia, Zarubezhneft, dia akan mengerjakan Tuna. Lagi mencari mitra juga,” ucap Djoko dalam paparan capaian kinerja SKK Migas di Jakarta, Senin.
Dalam kesempatan tersebut, Deputi Eksplorasi, Pengembangan, dan Manajemen Wilayah Kerja SKK Migas Rikky Rahmat Firdaus menjelaskan bahwa plan of development (POD/rencana pengembangan) 1 Blok Tuna mulanya dioperatori oleh perusahaan asal Inggris, yakni Harbour Energy Group.
Penggarapan tersebut bermitra dengan ZN Asia Ltd (ZAL), anak usaha Zarubezhneft.
Baca juga: SKK Migas: Enam kontraktor migas telah capai target lifting
Akan tetapi, situasi tersebut dipengaruhi oleh geopolitik, di mana Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi terhadap Rusia.
“KKKS (Kontraktor Kontrak Kerja Sama) Harbour, (operator) yang sebelumnya, tidak bisa lanjut kalau ada sanksi dari AS di mitra sebelahnya. Harbour selaku operator bersedia untuk menyerahkan data-datanya kepada operator selanjutnya,” kata Rikky.
Dia menyampaikan bahwa yang kini menjadi kepentingan Indonesia adalah Blok Tuna berproduksi sesuai target.
Oleh karena itu, sebagaimana yang disampaikan Djoko, Zarubezhneft perlu mencari mitra atau investor-investor baru untuk mengoperasikan blok tersebut.
Baca juga: ESDM wajibkan perusahaan migas serap minyak dari sumur rakyat
“Jadi, kami menunggu bersama bahwa ZAL bisa mengkonklusikan siapa saja mitra-mitra yang mau mengambil bagiannya Harbour (di Blok Tuna),” kata Rikky.
Rikky mengatakan, yang menjadi fokus pemerintah saat ini adalah bagaimana proses divestasi Blok Tuna dapat selesai pada Juli. ZAL, kata dia, belum memiliki pengalaman yang terlihat dalam menjalankan kegiatan operasional di lapangan sebelumnya.
Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini sudah ada beberapa perusahaan yang mengambil Migas Data Repository (MDR) untuk membuka data soal Blok Tuna. Selain itu, ada NDA antara Harbour dengan sejumlah calon investor.
“Untuk siapa? Itu nanti kita tunggu tanggal mainnya. Yang jelas, Juli harus selesai. Pak Kepala sudah memerintahkan Juli ini harus selesai (divestasi),” kata Rikky.
Baca juga: SKK Migas petakan sumur rakyat sesuai wilayah perusahaan migas
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.