Sering dianggap sama, ini perbedaan shalat sunnah Isyraq dan Dhuha

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - Shalat Isyraq dan Dhuha merupakan dua ibadah sunnah yang seringkali dianggap sama oleh umat Muslim karena keduanya dilakukan pada waktu pagi hari setelah matahari terbit.

Akan tetapi, meskipun keduanya memiliki kesamaan, terdapat perbedaan yang perlu diketahui agar pelaksanaan ibadah ini menjadi lebih tepat dan sesuai syariat.

Perbedaan shalat sunnah Isyraq dan Dhuha

Shalat Isyraq dilakukan tepat setelah matahari terbit dengan ketinggian sekitar satu tombak, yaitu sekitar tujuh hasta, 2,5 meter, atau 15 menit setelah matahari mulai muncul.

Pada waktu tersebut, para umat Muslim diperbolehkan untuk shalat sunnah Isyraq, yang biasanya dilakukan khusus pada waktu tersebut dan dibatasi hingga masuk waktu shalat Dhuha (matahari mulai naik tinggi).

Sementara itu, shalat Dhuha memiliki waktu yang lebih luas, dimulai setelah waktu Isyraq dan berakhir hingga menjelang waktu Dzuhur.

Waktu Dhuha biasanya dipilih ketika matahari sudah meninggi dan panasnya mulai terasa. Sekitar pukul 7 pagi, waktu ini menjadi yang paling utama untuk melaksanakan shalat Dhuha.

Perbedaan lainnya terletak pada jumlah rakaat dan niat shalat dari kedua shalat sunnah ini.

Shalat Isyraq hanya dilakukan sebanyak dua rakaat saja. Menurut hadits riwayat Imam Turmudzi, jika seseorang menambah rakaat setelah dua rakaat shalat Isyraq, shalat tersebut tidak sah karena memang batas shalat Isyraq adalah dua rakaat.

Sebaliknya, shalat Dhuha dapat dikerjakan minimal dua rakaat atau jumlah genap lain maksimal 12 rakaat, tergantung kemampuan dan keinginan umat Muslim mengamalkannya.

Kemudian untuk bacaan niat, shalat Isyraq dan Dhuha juga memiliki lafaz niat yang berbeda.

Niat shalat Isyraq biasanya diucapkan dengan menyebutkan “shalat sunnah Isyraq sebanyak dua rakaat”, sedangkan niat shalat Dhuha menyebutkan “shalat sunnah Dhuha sebanyak dua rakaat”.

Kedua shalat sunnah ini juga sama-sama memiliki keutamaan yang besar.

Rasulullah SAW menganjurkan shalat Dhuha sebagai amalan yang membawa pahala dan keberkahan untuk kehidupan dunia akhirat para umatnya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW, disebutkan bahwa shalat Dhuha dapat menjadi pintu pembuka rezeki yang luas.

Sedangkan shalat Isyraq juga memiliki keutamaan dan syarat tersendiri. Diriwayatkan dalam hadis Rasulullah SAW bahwa siapa yang melaksanakan shalat Subuh berjamaah dilanjutkan berdzikir hingga matahari terbit dan melaksanakan shalat Isyraq dua rakaat, maka ia mendapatkan pahala haji dan umrah yang sempurna.

Perbedaan shalat sunnah Isyraq dan Dhuha menurut para ulama

Kendati demikian, terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai shalat Isyraq dan Dhuha termasuk ibadah sunnah yang sama atau berbeda.

Berdasarkan kitab Al-Mustadrak dari Imam Al-Hakim berpendapat bahwa shalat Isyraq adalah nama lain (shalat awwabin) dari shalat Dhuha, hanya berbeda waktu pelaksanaannya saja.

Sehingga, shalat Isyraq termasuk shalat Dhuha yang dilakukan segera setelah matahari terbit, sedangkan shalat Dhuha adalah tetap shalat sunnah yang dilakukan pada waktu berbeda setelahnya hingga sebelum Dzuhur.

Namun, Imam Al-Ghazali berpendapat bahwa keduanya adalah shalat sunnah yang berbeda.

Pendapatnya beralasan waktu pelaksanaan, tata cara niat, serta jumlah rakaat yang berbeda, menunjukkan bahwa shalat Isyraq dan Dhuha merupakan dua ibadah yang terpisah meskipun berdekatan dalam waktu pelaksanaannya.

Baca juga: Niat, tata cara, dan doa setelah shalat sunnah Isyraq

Baca juga: Tata cara Sujud Sahwi dan bacaannya untuk perbaiki kekurangan shalat

Baca juga: Bolehkah Shalat Tahajud tanpa tidur dulu? Begini penjelasannya

Pewarta: Putri Atika Chairulia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |