Sejarah Kota Mekkah sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW

2 weeks ago 8

Jakarta (ANTARA) - Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi momentum penting bagi umat Islam untuk mengenang kelahiran Rasulullah sekaligus meneladani akhlak serta perjuangan beliau. Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Kota Mekkah, sebuah kota suci yang memiliki sejarah panjang dan peran besar dalam perkembangan Islam serta peradaban manusia.

Rasulullah SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabi’ul Awal Tahun Gajah atau bertepatan dengan 21 April 571 Masehi. Tahun tersebut dikenal dengan peristiwa tentara bergajah pimpinan Abrahah yang berniat menghancurkan Ka'bah, namun digagalkan oleh burung Ababil sebagaimana disebutkan dalam Surah Al-Fil. Sejak kelahiran Nabi Muhammad SAW, Mekkah menjadi pusat sejarah dan spiritual yang tak terpisahkan dari perjalanan Islam.

Secara geografis, Mekkah terletak di sebuah lembah kecil yang dikelilingi pegunungan, sekitar 72 kilometer dari Jeddah di pesisir Laut Merah, dengan ketinggian sekitar 277 meter di atas permukaan laut. Kota ini dikenal sebagai tempat berdirinya Kabah, bangunan suci yang menjadi kiblat umat Islam. Selain itu, di Jabal Nur terdapat Gua Hira, lokasi Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT melalui Malaikat Jibril.

Sejarah Mekkah bermula dari masa Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Atas perintah Allah SWT, Nabi Ibrahim bersama Ismail mendirikan Kabah sebagai pusat ibadah. Sumur Zamzam yang muncul di lembah tandus Mekkah juga menjadi sumber kehidupan yang kemudian menarik manusia untuk bermukim di sana. Seiring waktu, Mekkah berkembang sebagai pusat perdagangan strategis di bawah kepemimpinan suku Quraisy.

Baca juga: Muhaimin usul Indonesia beli hotel di Mekkah maksimalkan layanan haji

Nama "Mekkah" sendiri memiliki berbagai penjelasan asal-usul. Dalam bahasa Arab, kata makka berarti "menghapus" atau "membersihkan," yang dimaknai sebagai kota yang dapat menghapus dosa para peziarah. Mekkah juga disebut dengan nama Bakkah, yang berarti "tempat berkumpul," sejalan dengan fungsinya sebagai pusat ibadah haji.

Pada masa Nabi Muhammad SAW, Mekkah menjadi pusat perjuangan dakwah Islam. Beliau menghadapi perlawanan dari masyarakat Quraisy yang mempertahankan tradisi penyembahan berhala. Tekanan ini akhirnya mendorong Nabi Muhammad SAW dan para sahabat untuk berhijrah ke Madinah pada tahun 622 M, peristiwa yang kemudian menjadi awal kalender Hijriah. Delapan tahun kemudian, Nabi Muhammad SAW kembali ke Mekkah dalam peristiwa Fathul Makkah, penaklukan damai yang menandai awal kejayaan Islam.

Dalam perjalanan sejarah selanjutnya, Mekkah berada di bawah kekuasaan Turki Usmani pada abad ke-16, sebelum akhirnya menjadi bagian dari Kerajaan Arab Saudi pada abad ke-20. Modernisasi besar-besaran dilakukan, termasuk perluasan Masjidil Haram untuk menampung jutaan jamaah haji dan umrah setiap tahunnya.

Kini, Mekkah tidak hanya dikenal sebagai tempat kelahiran Nabi Muhammad SAW, tetapi juga simbol persatuan dan pusat spiritual umat Islam di seluruh dunia. Renovasi infrastruktur, seperti pembangunan Menara Abraj Al-Bait atau Menara Jam Mekkah, menunjukkan bagaimana kota ini terus berkembang untuk melayani jamaah dari berbagai negara, tanpa meninggalkan nilai historis dan spiritualnya.

Baca juga: Apa isi dalam Ka'bah? Ini jawabannya

Baca juga: Cek fakta, Houthi Yaman luncurkan serangan rudal ke Mekkah

Pewarta: Raihan Fadilah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |