Pekanbaru, (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Riau menjadikan lokasi ajang Pacu Jalur di tepian Narosa, Teluk Kuantan, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sebagai kawasan konservasi yang hanya diperuntukkan untuk kegiatan tradisional tersebut.
"Lokasi ini akan dikonservasikan, jadi tidak boleh ada kegiatan lain, khusus pacu jalur," kata Gubernur Riau Abdul Wahid saat meninjau sekaligus pemasangan plang konservasi di Teluk Kuantan, Kamis.
Gubernur Abdul Wahid menegaskan bahwa area tersebut akan dikonservasi secara ketat. Pasalnya Pacu Jalur kini bukan lagi hanya milik masyarakat Kuansing semata, tetapi telah berkembang menjadi atraksi budaya mendunia.
Baca juga: Kemenpar latih pengelola rumah singgah untuk dukung lomba Pacu Jalur
Hal ini lanjutnya mencerminkan tingginya antusiasme dan rasa memiliki warga terhadap ajang budaya ini. Dulu penontonnya sebagian besar masyarakat lokal, tetapi sekarang wisatawan dari luar daerah hingga mancanegara ikut hadir menyaksikan.
Dalam kunjungan tersebut Gubernur Wahid turut menaiki salah satu jalur atau perahu panjang. Ia pun mendayung bersama si bocah viral "Aura Farming" yang membuat pacu jalur mendunia melalui tariannya, Rayyan Arkan Dikha.
"Hari ini saya mencoba Jalur Tuah Koghi dengan pemandu jalur, Dikha," ujar Wahid usai menyusuri sungai.
Baca juga: Bocah Riau Aura Farming mendunia, Dispar Sumbar harap dongkrak wisata
Meski masih mengenakan Pakaian Dinas Harian (PDH), Gubernur Wahid menyusuri lintasan utama Pacu Jalur, Batang Kuantan, sembari diiringi tarian khas setempat. Aksi ini segera menyita perhatian ribuan masyarakat yang memadati tepian sungai.
Kehadiran Gubernur yang turut serta mendayung mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Mereka mengapresiasi dan merasa bangga karena pemimpinnya berbaur langsung, menunjukkan kedekatan dengan rakyat.
"Terima kasih Pak Gubernur sudah mencoba langsung jalur kami," ujar Rita, satu di antara warga yang hadir.
Baca juga: Aura Farming Pacu Jalur, panen wisata Indonesia di panggung dunia
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.