Pertamina Patra Niaga bangun kolaborasi gelar Aviation Global Summit

1 hour ago 2
Kunci keberhasilan ada pada inovasi dan kolaborasi inklusif.

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga membangun kolaborasi menuju industri penerbangan yang berkelanjutan dengan menggelar Pertamina Aviation Global Summit 2025.

Direktur Pemasaran Pusat & Niaga Pertamina Patra Niaga Alimuddin Baso, dalam keterangannya di Jakarta, Senin, mengatakan forum yang mempertemukan para pemangku kepentingan di industri penerbangan, perusahaan energi, serta pemerintah dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik tersebut bertujuan memperkuat kolaborasi menuju masa depan aviasi rendah emisi.

Dengan tema "Empowering New Horizons of Aviation Toward Sustainability, Synergy & Global Collaboration", forum internasional ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu pemeran utama dalam pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF), sebagai bahan bakar ramah lingkungan yang menjadi kunci dekarbonisasi sektor penerbangan.

Deputi Bidang Koordinasi Konektivitas Kemenko Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Odo RM Manuhutu menyampaikan bahwa SAF menjadi bagian penting dalam peta jalan dekarbonisasi transportasi nasional.

Saat ini, pemerintah telah mengesahkan Tim Percepatan Pengembangan Industri SAF di Indonesia, yang terdiri dari berbagai kementerian/lembaga terkait.

"Kunci keberhasilan ada pada inovasi dan kolaborasi inklusif. Pemerintah sedang menyusun transport decarbonization plan mencakup darat, laut, dan udara, dan SAF menjadi pilar penting menuju net zero emission pada 2060," ujar Odo.

Alimuddin menambahkan, Pertamina Aviation Global Summit merupakan bentuk komitmen Pertamina Patra Niaga untuk mengambil peran aktif dalam membangun ekosistem SAF secara konkret.

"Forum ini bukan hanya ruang berbagi gagasan, tetapi juga langkah strategis memperkuat kolaborasi lintas sektor menuju penerbangan yang lebih berkelanjutan dan berdaya saing global," ujarnya.

Pertamina juga telah mengantongi sertifikasi keberlanjutan, yaitu International Sustainability and Carbon Certification (ISCC) dan tengah menjajaki sistem ISCC Credit Transfer System guna memastikan transparansi dan traceability jejak karbon.

"Ke depan, kami akan terus memperkuat kapasitas pasokan Pertamina SAF, memperluas pengumpulan bahan baku lokal, serta membangun kemitraan strategis dengan mitra global. Transisi energi di sektor aviasi tidak dapat berjalan sendiri. Sinergi adalah kunci agar Indonesia dapat menjadi bagian penting dalam rantai pasok SAF dunia," kata Alimuddin.

Head of Procurement Operations and Development Cathay Pacific Airways Kristof van Passel menilai Indonesia memiliki arah kebijakan dan kemampuan teknis yang menjanjikan.

"Kami melihat keseriusan Pertamina dalam membangun rantai pasok SAF dari hulu hingga hilir. SAF adalah kunci dekarbonisasi aviasi, mampu mengurangi emisi hingga 80 persen, tanpa perlu mengubah infrastruktur atau pesawat," ujarnya pula.

Cathay Pacific dan Pertamina juga menyepakati penjajakan kerja sama jangka panjang meliputi studi kelayakan bahan baku lokal, pengembangan rantai pasok, hingga potensi offtake agreement dan investasi bersama untuk proyek SAF di Indonesia.

Associate Director Commercial Strategy, S&P Global Commodity Insights Daphne Tan menilai langkah Indonesia melalui Pertamina sebagai kemajuan besar.

"Dengan sumber daya seperti UCO, Indonesia memiliki keunggulan kompetitif untuk menjadi pusat SAF di Asia. Sertifikasi ISCC yang dimiliki Pertamina menjadi bagian penting dalam menjelaskan ketertelusuran atas keberlanjutan rantai nilai SAF secara global," ujarnya.

Baca juga: Kleopas DB, profesional muda Indonesia di ICAO Global Summit

Baca juga: Pertamina tangkap peluang tren bisnis aviasi pascapandemi

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |