Jakarta (ANTARA) - Kapten Rezza Auditya Putra rela menyelami generasi Z yang ada di skuad timnas polo air putra demi dapat mengukir prestasi terbaik di SEA Games 2025 Thailand.
Rezza bersama Ahmad Fauzy Mappatabe, Hizkia Bimantoro, dan Ridjkie Mulia, menjadi empat pemain tersisa dari timnas polo air putra yang berhasil memenangi medali perak pada SEA Games 2023 Kamboja. Pada skuad 2025, mereka menjadi minoritas dari segi usia, karena 11 pemain lainnya berusia jauh lebih muda.
“Pasti lah (harus kami yang mendekati). Apalagi harus mengerti bahasa-bahasa gen Z, gen Z ini ya. Agak susah,” kata Rezza saat ditemui di Jakarta, setelah mengikuti acara pelepasan tim akuatik untuk SEA Games 2025, Sabtu.
“Apalagi Gen Z itu bandel-bandel. Tapi awalnya mereka tidak enakan sama kita (pemain-pemain senior). Justru itu yang ingin kami dobrak.”
“Jangan tidak enakan sama kita. Justru harusnya mereka lebih terbuka aja sama kita. Jadi kita juga bisa lebih gampang masuk ke merekanya. Karena awal-awal mereka banyak mau nanya agak malu. Atau mau ngapain tuh malu. Jadi sekarang sih malah salah juga. Jadinya mereka kelewatan semua. Agak nyebelin gitu,” guraunya.
Sebagian anggota tim polo air putra Indonesia untuk SEA Games 2025 Thailand berfoto setelah mengikuti acara pelepasan tim akuatik Indonesia untuk SEA Games 2025 di Jakarta, Sabtu (6/12/2025). (ANTARA/RAUF ADIPATI)Baca juga: Menpora sebut Pari Sakti Water Polo 2024 awal menuju SEA Games 2025
Rezza mengakui bahwa dengan perbedaan usia yang cukup lebar, menyatukan timnas polo air putra menjadi salah satu tantangan tersendiri. Namun ia mengaku beruntung karena segenap pemain menjadi kompak saat sudah berada di kolam renang.
“Musik tidak nyambung, obrolan juga tidak masuk. Tapi setidaknya untuk di polo air kami bisa coba menyamakan visi dan misinya,” ujar Rezza.
Salah satu hal yang membuat timnas polo air putra semakin kompak, dengan berbagai keberagaman yang ada, menurut Rezza adalah kegiatan pemusatan latihan yang berlangsung di Korea Selatan pada bulan lalu.
“Jadi yang paling signifikan adalah di sana kami setiap hari bertanding melawan tim-tim Korea. Dan timnya juga ganti-ganti setiap gimnya,” tutur atlet 35 tahun itu.
“Sebelumnya kami tidak pernah dapat lawan tanding, yang lawan tandingnya antara kami saja. Jadi itu lumayan bikin kita progres untuk main secara tim sih. Karena bermain melawan tim lain, dengan bertanding internal pasti berbeda,” lanjut dia.
PB Akuatik Indonesia disebut Rezza hanya menargetkan tim polo air putra untuk mempertahankan medali perak, namun Rezza dan rekan-rekan berambisi membawa pulang medali emas.
“Sebenarnya targetnya sih kalau dari PB untuk kami adalah masih mempertahankan yang (medali) perak. Tapi kalau kami sendiri juga ingin targetnya mengulang yang ada di (SEA Games) 2019 sih. Medali emas,” pungkasnya.
Baca juga: Akuatik Indonesia kirim kontingen SEA Games terbesar sepanjang sejarah
Pewarta: A Rauf Andar Adipati
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































