Jakarta (ANTARA) - Rektor Universitas Indonesia (UI) Prof Heri Hermansyah membeberkan alasan mengapa ujian Seleksi Masuk (Simak) UI, atau yang dikenal dengan jalur mandiri hingga kini dilakukan secara daring, meski terdapat berbagai potensi kecurangan.
"Kita ingin akses bagi seluruh anak bangsa bisa tes masuk UI. Bayangkan kalau di sini tesnya, di Universitas Indonesia. Bagaimana mereka yang berasal dari daerah 3T? Jangan jauh-jauh 3T, mungkin di daerah Jawa, Kalimantan ataupun Sumatera yang di pelosok, untuk datang ke sini butuh effort yang luar biasa," katanya saat ditemui di Kampus UI Depok, Jawa Barat, Senin.
Heri menekankan ujian secara daring bisa dilakukan oleh semua calon mahasiswa di seluruh Indonesia dengan hanya bermodalkan perangkat, seperti komputer dan jaringan internet.
Baca juga: UI tegaskan tak toleransi kecurangan pada Simak UI
"Akses ini terbuka untuk seluruh anak bangsa. Ini yang mau kita pertahankan dengan sistem online ini," tegasnya.
Heri menanggapi berbagai dugaan kecurangan, seperti adanya jasa joki, yang dapat ditemukan dengan mudah di media sosial.
Ia memastikan pihaknya juga selalu berbenah dan meningkatkan keamanan serta kenyamanan dalam pelaksanaan ujian untuk mengurangi berbagai tindak kecurangan yang mungkin terjadi.
"Selalu ada celah, maka mari kita perbaiki itu. Yang jadi isu kan joki, jangankan online, offline saja joki tetap ada kan, (seperti pada) Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) kemarin, kan di daerah joki itu ada. Jadi diubah dari online ke offline nggak menjamin joki itu hilang. Jadi, mending kita pertahankan online ini, kita perbaiki security-nya secara terus menerus dan ini akan bagus untuk akses seluruh anak bangsa," bebernya.
Beberapa hal yang akan diperbaiki, jelas Heri, adalah sistem keamanan yang memungkinkan untuk mengetahui jejak peserta. Hal ini dinilai mampu mendeteksi kecurangan dalam ujian.
Ia juga memastikan para peserta ujian yang diduga melakukan kecurangan akan diperiksa, dan bila terbukti, status penerimaannya akan dibatalkan.
Baca juga: Ujian Pascasarjana SIMAK UI diikuti 2.648 orang
Baca juga: UI tegaskan pelaksanaan SIMAK sudah antisipatif terhadap kecurangan
"Kalau itu (pengguna joki) tertangkap basah, jelas kita akan coret dari penerimaan mahasiswa baru di Universitas Indonesia," ucap Heri Hermansyah.
Diketahui, beredar informasi di media sosial yang menawarkan dan membagikan testimoni soal praktik perjokian pada Simak UI.
Beberapa di antaranya bahkan mematok tarif mulai dari Rp2-4 juta, tergantung dari bagian ujian mana yang ingin dijokikan.
Rangkaian kegiatan Simak UI telah berakhir, dimana hasil ujian akan diumumkan paling lambat pada 11 Juli mendatang.
Pewarta: Sean Filo Muhamad
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.