Metro (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengatakan bahwa di Indonesia total ada 3.143 Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya) yang telah beroperasi dan dapat membantu para wanita pekerja memberikan layanan pengasuhan anak.
"Taman Asuh Sayang Anak ini menjadi jawaban atas beberapa permasalahan yang berkenaan dengan tenaga kerja, khususnya bagi orang tua yang bekerja. Ada beberapa orang tua yang terganggu dalam pekerjaannya karena setelah punya anak dan kesulitan dalam membagi waktu mengasuh anak, sehingga mereka harus keluar dari pekerjaan," ujar Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji di Kota Metro, Lampung, Kamis.
Ia mengatakan dengan adanya permasalahan tersebut, Taman Asuh Sayang Anak hadir sebagai salah satu solusi. Dan saat ini sudah ada 3.143 unit yang tersebar di seluruh Indonesia.
"Sebanyak 3.143 unit daycare atau Taman Asuh Sayang Anak tersebut ada yang diinisiasi oleh kementerian maupun dari swasta. Bahkan adapula dari korporasi ataupun diinisiasi oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN)," katanya.
Dia menjelaskan kegiatan kunjungan di Tamasya TPA Al-Fatih menjadi salah satu upaya peningkatan kapasitas layanan Tamasya di Kota Metro, dan merupakan langkah strategis memperkuat layanan pengasuhan anak usia dini.
Baca juga: 366 orang balita, ibu hamil dan menyusui di Metro terima MBG
"Maka ini adalah jawabannya bagi para ibu pekerja yang kesulitan mengasuh anaknya, silahkan anak bisa dititipkan di tempat penitipan anak ini, karena semua sudah terlatih dan fasilitasnya ramah anak. Sehingga yang bekerja tetap bisa bekerja serta tumbuh kembang anak pun tidak terganggu," ucap dia.
Ia mengatakan melalui Tamasya tersebut ada dua hal yang dapat dipastikan yakni memastikan pelayanan anak usia dini bisa berlangsung dengan baik, kemudian stunting dapat turun. Sehingga generasi penerus bisa memiliki kualitas yang baik.
"Jangan sampai anak generasi penerus kita yang memiliki kecerdasan di bawah rata-rata, tinggi badan dan berat badannya kurang hingga mengarah ke stunting," kata dia lagi.
Menurut dia, yang terpenting adalah memastikan dengan layanan pengasuhan anak usia dini yang terstandardisasi tersebut, maka tidak ada lagi anak yang mengalami stunting.
"Pemerintah akan terus berupaya agar dari 1.000 hari pertama kehidupan, bayi, balita, remaja hingga lansia dapat terurus dan terfasilitasi dengan berbagai program," tambahnya.
Baca juga: Mendukbangga: Antisipasi keracunan perketat SOP MBG
Baca juga: Mendukbangga: Menu MBG disesuaikan kebutuhan gizi penerima manfaat
Pewarta: Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.