Jakarta (ANTARA) - Organisasi kemanusiaan Indonesia, Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), mengirim tim medis beranggotakan empat orang untuk membantu penanganan korban gempa magnitudo 6,0 yang mengguncang Afghanistan pada akhir Agustus.
Ketua tim MER-C, dr. Tonggo Meaty Francisca, mengatakan misi kemanusiaan akan difokuskan di Kota Jalalabad dan Provinsi Kunar, wilayah timur Afghanistan yang paling terdampak.
“Misi kali ini mencakup pelayanan medis dan penyerahan bantuan kepada warga terdampak,” ujar dr. Meaty dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis.
Tim tersebut telah berangkat dari Jakarta pada Selasa (23/9) dan dijadwalkan bertugas hingga 9 Oktober 2025.
Selain dr. Meaty, tim terdiri dari dokter spesialis anestesi dr. Citra Haflinda Prihatiningrum, perawat Wirsal Adiansyah Harahap, dan seorang jurnalis televisi.
Baca juga: Tim medis Indonesia MER-C bantu kaum rentan di Gaza lewat poli gizi
Selain ke Jalalabad dan Kunar, MER-C juga berencana mengirim bantuan lanjutan ke Herat, wilayah yang terdampak gempa besar pada Oktober 2023 yang menewaskan sekitar 4.000 orang.
MER-C menyatakan pihaknya sebelumnya telah mengirim tim ke Herat serta membangun sumur bor guna membantu warga yang kesulitan air bersih pascagempa.
Gempa berkekuatan M6,0 yang terjadi pada 31 Agustus lalu dilaporkan menewaskan lebih dari 1.400 orang, melukai ribuan lainnya, dan menyebabkan kerusakan besar di Provinsi Kunar.
Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) mencatat gempa terjadi pukul 23.47 waktu setempat (1 September pukul 02.17 WIB), berpusat 27 km timur laut Jalalabad pada kedalaman 8 km.
Menurut PBB, lebih dari 12.000 orang terdampak langsung gempa, yang diperparah oleh kekeringan dan pemulangan paksa jutaan warga dari negara tetangga.
Sementara itu, pejabat setempat mengatakan kepada Anadolu bahwa korban jiwa tersebar di distrik Nur Gal, Sawki, Watpur, Manogi, dan Chapa Dara di Provinsi Kunar.
Baca juga: MER-C siapkan tim medis ke Afghanistan pascagempa dahsyat
Pewarta: Nabil Ihsan
Editor: Rahmad Nasution
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.