Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Barat (JBB) mendukung penuh UMKM binaan yang setia mempertahankan tradisi lokal.
Area Manager Communication, Relation, & CSR Regional JBB Pertamina Patra Niaga Eko Kristiawan menyampaikan apresiasi terhadap kegigihan mitra UMKM binaan dalam menjaga warisan budaya lokal.
"Kami bangga bisa mendampingi pelaku UMKM yang tidak hanya mempertahankan tradisi, tapi juga mampu menembus pasar global," katanya dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Inilah semangat UMKM binaan Pertamina, berakar kuat pada budaya lokal, namun berpandangan jauh ke depan melalui program pendanaan dan pelatihan, ingin terus mendukung UMKM naik kelas dan menjadi penggerak ekonomi nasional.
Baca juga: Pertamina fasilitasi sertifikasi halal dan HaKI pelaku UMKM
Eko mencontohkan di tengah derasnya arus modernisasi dan gempuran teknik printing dalam industri batik, UMKM binaan Dimas Batik tetap teguh menjaga warisan budaya batik tulis tradisional.
UMKM binaan Pertamina Patra Niaga JBB milik Aisha Nadia, yang berdiri sejak 1987 dan berlokasi di Indihiang, Tasikmalaya, Jabar, tersebut hingga kini, menjadi satu-satunya perajin batik tulis di Tasikmalaya yang masih setia menggunakan malam atau lilin dalam setiap proses produksinya.
Saat ini, Dimas Batik mempekerjakan 25 pembatik, terdiri atas 15 orang bekerja menetap di pabrik dan 10 ibu rumah tangga yang membatik dari rumah sembari tetap mengurus keluarga.
"Kami ingin mempertahankan tradisi, tapi juga memberi ruang bagi ibu-ibu agar bisa tetap produktif tanpa meninggalkan peran utama mereka di rumah," ujar Aisha.
Baca juga: UMKM binaan Pertamina mengekspor perdana madu dan teh ke Filipina
Dua bulan sebelum pandemi COVID-19, Aisha menerima bantuan pendanaan UMK sebesar Rp50 juta dari Pertamina.
Dana tersebut digunakan untuk membeli sebidang tanah di pinggir jalan yang kini menjadi galeri permanen Dimas Batik.
Kini, Dimas Batik telah tumbuh menjadi salah satu perajin batik terbesar di Tasikmalaya.
Produk-produknya dipasarkan ke Jakarta, Bandung, dan sejumlah kota di Pulau Jawa, hingga Singapura dan Jepang, yang telah menjadi pelanggan tetapnya.
"Orang Jepang sangat menyukai motif batik kami yang bernuansa bunga kecil-kecil, seperti melati, sakura, dan truntum. Mereka kurang menyukai motif binatang, jadi kami beradaptasi tanpa kehilangan identitas," jelas Aisha.
Pada 2024, Dimas Batik juga mengikuti pelatihan Pertamina UMK Academy kelas Go Global, untuk memperluas pasar ekspor.
Baca juga: Batik disebut jadi jalan bagi perempuan mandiri secara ekonomi
Motif-motif batik Jawa Barat yang ditawarkan Dimas Batik mengusung filosofi mendalam, di antaranya Merak Ngibing, Tiga Negeri, Cupat Manggu, dan Sidomukti.
Eko menambahkan kisah sukses Dimas Batik selaras dengan semangat Asta Cita ketiga Pemerintahan Prabowo-Gibran, yaitu meningkatkan lapangan kerja yang berkualitas, mendorong kewirausahaan, mengembangkan industri kreatif, serta melanjutkan pembangunan infrastruktur yang mendukung perekonomian rakyat.
Kehadiran Dimas Batik membuktikan bahwa dengan pendampingan yang tepat, pelestarian budaya dapat berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Melalui dedikasi Aisha Nadia dan dukungan Pertamina Patra Niaga, Dimas Batik bukan hanya menjadi pelaku industri kreatif, tapi juga penjaga warisan budaya bangsa.
"Di tengah pilihan instan dan cepat, Aisha tetap memilih lilin, karena setiap goresan malam adalah jejak sejarah yang tak tergantikan," sebut Eko.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025