Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kota Jakarta Utara mengajak warganya agar gemar menanam di lahan terbatas atau dikenal sebagai urban farming sebagai upaya untuk mewujudkan ketahanan pangan.
"Untuk warga Jakarta Utara, ayo kita menanam, manfaatkan lahan-lahan yang dimiliki meskipun terbatas," kata Wakil Wali Kota Jakarta Utara, Juaini usai mengunjungi Kebun Gangnam, Kelurahan Pegangsaan Dua di Jakarta, Selasa.
Baca juga: Poktan Kampung Bayam panen 138 kg hasil pertanian dan perikananan
Ia mengatakan Kebun Gangnam (Pegangsaan Dua Menanam) ini adalah contoh baik dari sistem budidaya di lingkungan perkotaan yang banyak manfaatnya.
Ia mengatakan Pemkot berupaya menumbuhkan gemar menanam pada masyarakat Jakarta Utara.
Menurut dia kehadiran Kebun Gangnam di wilayah Kelapa Gading ini masyarakat dapat melihat berbagai manfaat dari urban farming, baik ketersediaan pangan segar, kesejahteraan ekonomi, hingga peningkatan kualitas lingkungan dan kesehatan mental.
Baca juga: Jaktim sasar pertanian perkotaan di Pulo Gebang jadi "Edufarm"
Ia menjelaskan Kebun Gangnam memiliki luas 1.330 meter persegi dan lokasi ini adalah tanah terbengkalai milik Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta yang dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai lokasi urban farming.
Selain berisikan kurang lebih 70 jenis tanaman produktif, kebun juga memiliki kolam gizi yang diisi ikan lele untuk memerangi stunting atau tengkes.
Baca juga: Warga sayangkan PT KAI pagari lahan "urban farming" di Tanjung Priok
Sementara Lurah Pegangsaan Dua, Sarmudi berharap dengan peresmian Rumah Edukasi Gangnam yang dilakukan Wakil Wali Kota Kota Administrasi Jakarta Utara, Juaini akan menumbuhkan gemar menanam di masyarakat.
Pihaknya ingin kegiatan menanam menjadi lebih asik. Rumah Edukasi Urban Farming ini dibangun sebagai tempat bagi anak-anak sekolah atau komunitas lainnya yang ingin belajar menanam pohon sayuran, merawat tanaman dan memanen tanaman.
"Sebelum memulai bercocok tanam di Kebun Gangnam, mereka akan diberi materi terlebih dahulu di Rumah Edukasi," kata dia.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2025