Wujudkan pendidikan bermutu, Kemendikdasmen revitalisasi 155 SLB

4 hours ago 3
Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah terus meningkatkan pendidikan khusus yang bermutu bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) dengan revitalisasi Sekolah Luar Biasa (SLB) melalui program Perbaikan Sarana dan Prasarana Pendidikan (PSPP).

Dalam pernyataan tertulis di Jakarta pada Selasa, peluncuran program tersebut dilaksanakan saat Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang menjadi bagian dari Program Hasil Terbaik Cepat (PHTC) Presiden.

Direktur Pendidikan Khusus dan Pendidikan Layanan Khusus Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi PKPLK Kemendikdasmen Saryadi mengatakan tahun ini ada sekitar 155 SLB yang akan direvitalisasi melalui program PSPP tersebut.

Baca juga: Program PSPP Kemendikdasmen sasar sekolah kejuruan dan luar biasa

“Indonesia masih menghadapi tantangan dalam pengembangan potensi anak berkebutuhan khusus. Dengan revitalisasi ini, ABK diharapkan akan semakin nyaman bersekolah dan dapat mengembangkan potensi diri mereka," kata Saryadi.

Karena itu, Saryadi mengajak semua pihak untuk terlibat dan mengawasi program ini sampai terlaksana dengan baik.

Dengan demikian, lanjutnya, pembangunan bisa rampung dalam waktu cepat dan membawa manfaat bagi masyarakat di sekitar sekolah.

"Karena program ini bersifat swakelola, maka partisipasi masyarakat sangat diperlukan baik dalam pelaksanaan maupun pengawasan pembangunan. Masyarakat juga diharapkan mendapatkan secara ekonomi. Misalnya, dengan ikut menjadi pekerja dalam pembangunan ruangan," imbuh Saryadi.

Baca juga: Komisi E DPRD DKI Jakarta soroti minimnya SLB di Jakarta Timur

Pada kesempatan yang sama, Kepala SLBN Slawi Provinsi Jawa Tengah Ninik Basri Martini mengatakan, ruang pembelajaran khusus diperlukan karena selama ini pembelajaran khusus, seperti Bina Diri dan Bina Wicara masih dilakukan di ruang kelas biasa.

Selain itu, para siswa tunarungu dan tunagrahita juga harus bergantian memanfaatkan ruangan untuk pembelajaran khusus karena terbatasnya ruang kelas.

"Kondisi ini sangat tidak efektif dan tidak nyaman bagi ABK dan membuat capaian pembelajaran menjadi kurang optimal," kata Ninik.

Ia menjelaskan, ruang Bina Diri menjadi media pembelajaran dasar bagi anak tunagrahita yang berkaitan dengan kemampuan untuk memelihara atau merawat diri, termasuk aktivitas dan keterampilan hidup sehari-hari.

Baca juga: 268 siswa SLBN 7 Jakarta terima makanan sehat bergizi

Sementara itu, Ruang Bina Wicara merupakan ruang latihan wicara perseorangan bagi peserta didik tunarungu yang biasanya dirancang kedap suara dengan sejumlah peralatan, seperti speech trainer unit, sehingga guru dapat memberikan pelatihan atau terapi bagi anak-anak tunarungu dalam hal pengucapan kata.

Oleh karena itu, kata dia, program PSPP Kemendikdasmen memberikan manfaat signifikan dalam mendukung kegiatan belajar mengajar ABK.

Pewarta: Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |