Jakarta (ANTARA) - Sysmex Indonesia meyakini pemeriksaan diagnostik memiliki peran krusial dalam mendukung kesehatan populasi yang berkelanjutan.
Oleh karena itu peran diagnostik perlu diperkuat sejalan dengan agenda Transformasi Kesehatan 2025–2029 Kementerian Kesehatan RI yang menekankan pendekatan promotif, preventif, dan deteksi dini penyakit.
Presiden Direktur Sysmex Indonesia Emilani Nababan mengatakan Indonesia tengah menghadapi beban ganda penyakit (double disease burden), meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular seperti diabetes, penyakit jantung, dan kanker, di tengah masih tingginya penyakit menular seperti tuberkulosis dan sepsis.
"Kondisi ini menuntut penguatan sistem deteksi dini yang akurat dan terjangkau agar setiap individu dapat memperoleh intervensi tepat waktu sebelum penyakit berkembang menjadi kronis atau fatal," ujar Emilani dalam keterangan di Jakarta, Minggu.
Baca juga: Wamenkes dorong hasil riset digunakan fasilitas kesehatan
Emilani menyampaikan selama dua dekade pihaknya berkomitmen menghadirkan inovasi diagnostik yang tidak hanya mutakhir, tetapi juga relevan dengan kebutuhan pelayanan kesehatan nasional.
"Kami mengajak para praktisi kesehatan bersama-sama memperkuat peran diagnostik sebagai garda terdepan dalam pencegahan dan pengendalian penyakit di Indonesia," kata Emilani.
Di tengah meningkatnya prevalensi penyakit tidak menular di Indonesia yang kini bertanggung jawab atas sekitar 73 persen dari seluruh kematian nasional menurut data WHO, kebutuhan akan deteksi dini dan diagnosis yang akurat menjadi semakin mendesak.
Dengan urgensi tersebut, Sysmex Indonesia kembali menggelar 10th Sysmex Scientific Seminar, sebuah forum ilmiah dua tahunan yang menghadirkan para dokter ahli patologi klinik, dokter spesialis, akademisi, dan pemangku kepentingan kesehatan nasional.
Baca juga: 3rd HWG bahas pengembangan vaksin dan diagnostik berkeadilan
Dengan tema “Diagnostics at the Core: Strengthening Foundations for Sustainable Population Health,” seminar ini menyoroti peran penting pemeriksaan diagnostik oleh laboratorium sebagai fondasi dalam mewujudkan ketahanan kesehatan nasional.
Seminar ini juga menyoroti peran digitalisasi dan data-driven diagnostics yang mendukung harmonisasi hasil antar fasilitas dan pengambilan keputusan klinis yang lebih konsisten, sejalan dengan fokus pemerintah pada integrasi sistem informasi kesehatan nasional.
Medical Scientific & Public Affairs Manager Sysmex Indonesia Sully Kosasih menambahkan melalui seminar ilmiah ini Sysmex ingin menegaskan pemeriksaan diagnostik bukan sekadar alat bantu klinis individual, tetapi pilar utama kesehatan populasi.
"Dengan deteksi dini yang tepat, kita dapat menekan beban penyakit kronis, mempercepat pengobatan efektif, dan mendukung sistem kesehatan yang lebih tangguh dan efisien," ujar Sully.
Baca juga: Kemenkes: Alat diagnostik bermutu penting untuk intervensi lebih tepat
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































