Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai menjadikan pendopo dan ruangan di Balai Kota Jakarta sebagai galeri seni seniman-seniman, terutama asal Betawi, yang diawali pelukis Betawi Sarnadi Adam.
"Hari ini kami mulai menampilkan perupa (seniman rupa) dari masyarakat Jakarta atau Betawi. Nanti kami akan buat kalender kegiatan untuk menjadikan pendopo ini atau balai kota ini galeri," ujar Wakil Gubernur Jakarta Rano Karno di Balai Kota Jakarta, Senin.
Rano meyakini jumlah pelukis atau perupa di Jakarta apalagi yang berasal dari Betawi cukup banyak. Karena itu, dia menyediakan lebih banyak ruang bagi seniman untuk menampilkan karya, termasuk di Balai Kota Jakarta.
Baca juga: 5.000 kesenian Betawi bakal ditampilkan sambut HUT ke-500 Kota Jakarta
Terkait karya Sarnadi, Rano mengaku menyukainya karena memiliki karakter. Dia berpendapat, orang Betawi yang menjadi pelukis mungkin banyak, tetapi pelukis Betawi yang bergaya Betawi tidak banyak.
"Jujur saya suka. Ada karakter, ada ciri khas," ujar Rano memuji karya sang maestro.
Adapun pameran tunggal pelukis Betawi Sarnadi Adam mengambil tema "Dari Betawi untuk Jakarta". Selain di pendopo balai kota, karya sang seniman juga dipamerkan di depan Graha Ali Sadikin, Balai Kota Jakarta.
Dalam kesempatan itu, Sarnadi Adam menyampaikan kesempatan mengadakan pameran di Balai Kota merupakan bentuk dukungan tidak hanya bagi seni lukis Betawi tetapi juga kebudayaan secara luas.
Baca juga: Legislator: Jakarta harus punya pentas seni yang digelar setiap hari
Baca juga: Wagub Rano: Pelestarian Budaya Betawi perkuat daya tarik Jakarta
"Ini luar biasa. Baru kali ini anak Betawi yang berprofesi sebagai pelukis diundang oleh Pak Wagub. Ini dukungan yang luar biasa, tidak saja untuk seni lukis Betawi tapi untuk kebudayaan Betawi," kata dia.
Dia berharap dari sinilah nanti akan lahir para maestro-maestro di bidang kesenian dan kebudayaan Betawi.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Syaiful Hakim
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.