PIS tegaskan kesiapan berbisnis pengangkutan karbon lintas negara

2 hours ago 2

Jakarta (ANTARA) - PT Pertamina International Shipping (PIS) menegaskan kesiapan perusahaan dalam mendukung pengembangan bisnis angkutan karbon khususnya dalam mendukung implementasi penyimpanan karbon atau carbon capture and storage/carbon capture utilisation and storage (CCS/CCUS).

VP Business Development PIS Muthia Rizky Neldi dalam keterangan tetulis yang diterima di Jakarta, Rabu, mengatakan PIS melihat peluang besar untuk berperan sebagai penghubung strategis antara emitor, operator terminal dan penyedia penyimpanan karbon.

"Kapabilitas armada dan infrastruktur kami memungkinkan PIS untuk menjadi pemain kunci dalam pengangkutan CO2 terlikuidasi (LCO2)," katanya saat berbicara dalam perhelatan The 5th Asia CCUS Network Forum di Jakarta, Rabu (11/9).

Dalam forum yang mempertemukan pelaku industri energi dan teknologi CCS/CCUS dari berbagai negara itu, PIS sebagai bagian dari PT Pertamina (Persero) menyoroti pentingnya transportasi CO2 lintas negara sebagai bagian dari rantai pasok global dekarbonisasi.

Menurut Muthia, sebagai perusahaan pelayaran energi terkemuka, PIS saat ini mengoperasikan lebih dari 106 kapal milik berbagai tipe, termasuk gas carrier, crude carrier, petrochemical carrier, hingga very large gas carrier (VLGC).

Lalu, sebanyak 65 kapal telah melayani rute internasional di 63 jalur perdagangan global dengan dukungan kantor perwakilan di Singapura, Dubai, dan London.

"Kapabilitas armada ini menjadi fondasi untuk memperluas bisnis ke sektor angkutan karbon lintas negara," katanya, menegaskan.

Dalam rencana pengembangan bisnisnya, lanjut Muthia, PIS menyiapkan operasi LCO2 carriers yang akan mengangkut karbon hasil tangkapan dari sumber emisi industri, seperti pembangkit listrik, kilang, maupun produksi amonia.

Karbon yang diangkut akan didistribusikan ke terminal penerima darat, untuk kemudian disalurkan melalui jaringan pipa ke lokasi penyimpanan bawah laut.

VP Business Development PIS Muthia Rizky Neldi berbicara dalam perhelatan The 5th Asia CCUS Network Forum di Jakarta, Rabu (10/9/2025). ANTARA/HO-PT Pertamina International Shipping (PIS)

Muthia mengatakan Indonesia memiliki potensi besar dalam penyimpanan karbon, salah satunya cekungan Sunda Asri yang diperkirakan mampu menampung sekitar 1,1 gigaton CO2.

Dengan posisi geografi yang strategis, PIS optimistis dapat memainkan peran penting dalam menjadikan Indonesia sebagai pusat CCS/CCUS regional di Asia Tenggara.

Upaya dekarbonisasi PIS juga dari pengembangan solusi teknologi cerdas melalui PIS-SmartShip. Hingga pertengahan 2025, sekitar 50 persen armada kapal telah dilengkapi fitur SmartShip 2.0 untuk efisiensi operasional dan pemantauan emisi.

Teknologi itu, menurut dia, mampu menghemat 324 ton bahan bakar dan 1.021 ton CO2 hanya dalam satu bulan operasi, sekaligus mendukung perhitungan Carbon Intensity Indicator (CII) secara real-time.

"Penerapan teknologi ini menjadi jembatan penting menuju kesiapan PIS dalam mendukung angkutan karbon. Kami tidak hanya menyiapkan kapal yang andal, tetapi juga sistem digital yang memastikan efisiensi energi dan pengurangan emisi di seluruh rantai pasok," kata Muthia, menambahkan.

Selain menegaskan kesiapan teknis, partisipasi PIS di forum ini juga menjadi bukti kontribusi aktif Indonesia dalam membangun ekosistem CCS/CCUS di tingkat regional.

Hal ini juga selaras dengan target net zero emission Indonesia pada 2060 serta mendorong pemenuhan komitmen iklim global.

Dengan strategi yang terintegrasi dari laut hingga terminal, PIS memperkuat posisinya sebagai mitra logistik maritim yang mendukung transisi energi global.

"Perusahaan berkomitmen untuk terus memperluas kolaborasi dengan mitra internasional dalam rangka mewujudkan transportasi karbon yang andal, efisien, dan berkelanjutan," kata Muthia.

Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Virna P Setyorini
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |