Jakarta (ANTARA) - Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi menginstruksikan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) investigasi penyebab kebakaran Kapal Motor (KM) Barcelona VA di Perairan Pulau Talise, Minahasa Utara, Sulawesi Utara pada Minggu (20/7) siang.
“Bagi kami di Kementerian Perhubungan, keselamatan pelayaran adalah prioritas utama. Karena itu, saya sudah menginstruksikan KNKT untuk melakukan investigasi guna mencari tahu penyebab kebakaran KM Barcelona VA,” kata Menhub di Manado, Senin.
Menhub didampingi Inspektur Jenderal Kemenhub Arif Toha, Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Muhammad Masyhud serta perwakilan dari Basarnas dan Bakamla meninjau langsung kondisi KM Barcelona VA yang mengalami kebakaran di perairan Pulau Talise.
Dudy mengatakan, proses pemadaman masih berlangsung dan melibatkan sejumlah unsur, seperti TNI AL, Polairud, Basarnas, Bakamla, serta Pelindo.
Baca juga: Menhub menginstruksikan fokus penanganan korban KM Barcelona
Hingga Senin sore, kata Menhub, kepulan asap dan kemungkinan percikan api masih keluar dari Kapal Barcelona VA yang berada di perairan Pulau Talise.
"Seluruh stakeholder terkait masih terus berusaha untuk memadamkan hingga benar-benar tuntas,” ujar Menhub dikutip di Jakarta.
Dia berharap, proses pemadaman dan pendinginan kapal dapat segera selesai, sehingga KNKT dapat segera bekerja untuk melakukan investigasi penyebab kebakaran.
Ia berharap kejadian seperti ini tidak terulang lagi di kemudian hari.
Baca juga: KM Barcelona V terbakar, Dompet Dhuafa buka pos layanan kesehatan
Menhub juga menegaskan apabila ternyata ditemukan ada unsur kelalaian atau pelanggaran hukum dalam kebakaran kapal tersebut, ia menyerahkan prosesnya kepada aparat penegak hukum.
Dudy mengajak seluruh pihak, termasuk operator pelayaran dan masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan budaya keselamatan di sektor transportasi laut.
Baca juga: Polda Sulut pulihkan psikis korban selamat terbakarnya KM Barcelona V
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Abdul Hakim Muhiddin
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
