Mengapa semangat Shanghai bergema lebih kuat saat ini? (Bagian II)

2 weeks ago 8

Melalui mekanisme seperti Struktur Antiterorisme Regional (Regional Anti-Terrorist Structure/RATS), negara-negara anggota SCO telah membangun sebuah sistem yang kuat untuk menjaga perdamaian dan stabilitas regional. Organisasi ini juga secara rutin mengadakan pertemuan tentang kontraterorisme dan melaksanakan operasi pemberantasan narkoba gabungan.

Dalam sebuah wawancara dengan Xinhua menjelang KTT Tianjin, Presiden Belarus Alexander Lukashenko mengatakan bahwa SCO telah mengembangkan sebuah model keamanan dan pembangunan regional yang unik berdasarkan kerja sama multilateral.

Dia menekankan organisasi tersebut telah membuktikan tantangan keamanan dapat diatasi bukan melalui konfrontasi, melainkan kerja sama, seperti pertukaran intelijen, latihan militer, dan membangun kepercayaan antarnegara.

SCO "menawarkan sebuah pendekatan baru dalam hubungan internasional, yang berbeda dengan model hegemoni Barat," ujar Lukashenko, seraya menambahkan bahwa Semangat Shanghai memastikan negara-negara anggotanya bekerja sama secara setara dan mencapai konsensus.

Upaya-upaya seperti itu telah memberikan manfaat nyata. Dalam 24 tahun terakhir, negara-negara anggota SCO telah mencegah lebih dari 1.400 kejadian yang berkaitan dengan terorisme dan ekstremisme. Operasi pemberantasan narkoba SCO yang dinamai "Web" pada bulan lalu berhasil menyita hampir 10 ton obat-obatan narkotika dan mengidentifikasi 1.151 tindak kejahatan yang berkaitan dengan perdagangan narkoba ilegal.

Pada Senin (1/9), Xi juga menyerukan untuk menggunakan Pusat Universal Penanggulangan Tantangan dan Ancaman Keamanan SCO serta Pusat Antinarkoba SCO.

"Kerja sama keamanan memang merupakan prioritas utama dan tujuan awal SCO," kata Ding Xiaoxing, seorang rekan peneliti di Institut Hubungan Internasional Kontemporer China. Dia mengatakan pusat-pusat tersebut dapat lebih memperkuat kemampuan SCO dalam mengatasi berbagai tantangan keamanan modern, seperti ancaman siber, dan lebih berkontribusi bagi stabilitas regional.

Sorotan KTT pada Senin tersebut adalah Xi mengusulkan Inisiatif Tata Kelola Global (Global Governance Initiative/GGI) pada Pertemuan "Organisasi Kerja Sama Shanghai Plus" (Shanghai Cooperation Organization Plus), yang dicirikan oleh lima prinsip utama, yakni mematuhi kesetaraan kedaulatan, mematuhi aturan hukum internasional, mempraktikkan multilateralisme, mengadvokasi pendekatan yang berpusat pada rakyat, dan berfokus pada pengambilan tindakan nyata.

Xi meminta SCO untuk memainkan peran utama dan memberikan contoh dalam melaksanakan inisiatif itu, untuk merespons percepatan perubahan-perubahan penting yang belum pernah terjadi dalam satu abad di seluruh dunia.

"Saya berharap dapat bekerja sama dengan semua negara untuk sistem tata kelola global yang lebih adil dan merata serta melangkah menuju komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," ujar Xi.

Presiden Rusia Vladimir Putin pada Senin menyatakan dukungannya terhadap inisiatif baru Xi.

"Kami tentu saja mendengarkan dengan penuh perhatian semua yang diusulkan oleh Tn. Xi Jinping untuk menciptakan sebuah sistem tata kelola global yang baru, lebih efisien, dan fungsional. Hal ini relevan dalam sebuah lingkungan dengan beberapa negara masih belum ingin menghentikan keinginan mereka untuk mendikte dalam urusan-urusan internasional," ujarnya dalam pertemuan "SCO Plus".

Putin mengungkapkan SCO dapat mengambil peran utama dalam upaya untuk membentuk sebuah sistem tata kelola global yang lebih adil dan setara di dunia.

Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev, Presiden Iran Masoud Pezeshkian, dan Presiden Belarus Alexander Lukashenko, yang menghadiri pertemuan "SCO Plus", juga menyampaikan pujian terhadap GGI.

Menurut sebuah survei terbaru yang dilakukan oleh surat kabar resmi China, People's Daily, hampir 70 persen warga di 10 negara anggota SCO setuju bahwa negara mereka mendapatkan lebih banyak kesempatan untuk berpartisipasi dalam tata kelola global melalui SCO.

Mladen Plese, seorang analis politik Kroasia dan mantan pemimpin redaksi surat kabar harian Kroasia, Jutarnji List, mengatakan bahwa GGI menandai inisiatif besar lainnya yang diusulkan oleh China untuk memberi manfaat bagi dunia.

"Inisiatif Tata Kelola Global mengadvokasi kesetaraan kedaulatan, supremasi hukum internasional, dan multilateralisme, yang saat ini menjadi semakin penting mengingat dunia sedang menghadapi berbagai tantangan yang berat," ujarnya.

Manish Chand, pendiri sekaligus CEO Center for Global India Insights, mengatakan inisiatif tersebut akan membuat sistem tata kelola global menjadi lebih representatif dan inklusif.

"Hal ini mengakomodasi aspirasi serta kepentingan negara-negara berkembang dan Global South," ujarnya.

Mauro Ramos, seorang jurnalis dari kantor berita Brasil, Brazil de Fato, yang berada di Tianjin untuk meliput KTT tersebut, mengatakan bahwa sangat meyakinkan bagi China untuk menyampaikan inisiatif itu, karena China telah mencapai hasil yang luar biasa di berbagai bidang seperti pengentasan kemiskinan dan keamanan publik, yang menawarkan pengalaman berharga bagi negara lain, terutama negara-negara berkembang.

"Inisiatif Tata Kelola Global yang baru diusulkan oleh Presiden Xi Jinping melengkapi tiga inisiatif global utama yang telah diumumkan sebelumnya. Secara bersamaan, inisiatif-inisiatif tersebut semakin memperkaya visi dan solusi China dalam mempromosikan perdamaian dan pembangunan dunia, serta membantu membangun konsensus untuk mencapai tujuan besar sebuah komunitas dengan masa depan bersama bagi umat manusia," ujarnya, demikian Xinhua.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |