Menbud sebut Pameran Nyala upaya mengangkat perjuangan Diponegoro

2 months ago 19

Jakarta (ANTARA) - Menteri Kebudayaan Fadli Zon mengatakan Pameran Nyala: 200 Tahun Perang Diponegoro sebagai upaya Kementerian Kebudayaan mengangkat kembali makna perjuangan pahlawan kemerdekaan Pangeran Diponegoro melalui perspektif visual, artistik, dan interdisipliner.

“Kementerian Kebudayaan mempersembahkan pameran Nyala: 200 Tahun Perang Diponegoro, sebuah pameran seni dan sejarah yang mengangkat kembali makna perjuangan Diponegoro melalui perspektif visual, artistik dan interdisipliner,” kata Menbud membuka pameran di Galeri Nasional, Jakarta, Senin.

Pameran Nyala menjadi bentuk komitmen dari museum dan cagar budaya untuk merawat warisan sejarah bangsa dan menghidupkan kembali agar dapat diakses, dimaknai dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi masa kini.

Fadli menambahkan bahwa tema pameran ini menjadi bentuk mengingatkan kembali ingatan mengenai keberanian, nilai-nilai kepahlawanan, dan keteguhan hati membela Tanah Air sebagaimana yang dilakukan pencetus strategi perang gerilya Pangeran Diponegoro pada masa lampau.

Baca juga: 200 tahun Perang Jawa, Kemenbud akan buat film Pangeran Diponegoro

Ia berharap pameran ini mampu diapresiasi oleh publik lewat warisan yang ditampilkan.

Pameran ini, kata dia, juga menjadi momentum mengingat perang terbesar sepanjang sejarah Indonesia yang melibatkan puluhan hingga ratusan ribu orang melawan kolonialisme Belanda pada 1825-1830.

Perang yang dikenal karena durasi panjang yakni selama lima tahun ini, lanjutnya, menjadikan Pangeran Diponegoro sebagai tokoh sentral namun juga menjadi inspirasi karena keberanian dalam melawan ketidakadilan kolonial.

Pameran ini, lanjut dia, juga menjadi inisiatif Kementerian Kebudayaan dalam mendukung pelestarian warisan sejarah dan budaya nasional.

"Melalui karya seni artefak sejarah, narasi serta pendekatan kuratorial kreatif, kita diajak untuk tak hanya mengenang tapi juga merenungkan kembali makna kemerdekaan dan perjuangan di masa kini,” katanya.

Tak lupa ia pun menyerukan agar generasi muda senantiasa menyelami dan belajar kisah-kisah yang dihadirkan di dalam pameran ini.

Pameran yang digelar pada 22 Juli-15 September 2025 menghadirkan 33 karya dari 26 perupa yang dipilih dari berbagai daerah berupa lukisan, patung, instalasi, sketsa dan seni media serta artefak berupa arsip, naskah, koin dan buku-buku terkait Perang Diponegoro.

Karya yang dihadirkan yakni perupa Raden Saleh, Basoeki Abdullah, Adrian Adinugraha x Fahira Herniman, Aliansyah Caniago, Arafura, Ugo Untoro, Jompet Kuswidananto, Irene agrivina.

Baca juga: Angga Dwimas garap film "Perang Jawa", potret sejarah Diponegoro

Baca juga: Perpusnas: 25 jilid komik Diponegoro ditargetkan terbit September 2025

Baca juga: 200 tahun Perang Jawa dan warisan semangat Diponegoro

Pewarta: Sinta Ambarwati
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |