Jakarta (ANTARA) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Arifah Fauzi mengapresiasi hakim PN Kota Kupang, NTT, dalam memutuskan vonis hukuman, denda, dan restitusi kepada eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmadja dalam kasus kekerasan seksual terhadap tiga anak.
"Apresiasi saya sampaikan atas kerja sama antarlembaga yang mengungkap kasus ini antara Mabes Polri, Polda NTT, dan juga Kepolisian Federal Australia yang pertama kali menemukan dugaan kekerasan seksual yang dilakukan oleh pelaku dan beredar di situs porno asing," kata Menteri PPPA Arifah Fauzi di Jakarta, Rabu.
Menteri Arifatul Choiri Fauzi mengatakan putusan hukuman, denda, restitusi, dan penghentian dengan tidak hormat kepada pelaku merupakan bentuk keadilan dan komitmen negara dalam melindungi anak Indonesia.
Baca juga: Pulihkan korban, restitusi eks Kapolres Ngada didesak dilaksanakan
"Ini membuktikan bahwa tidak akan ada pelaku yang lolos dari jerat hukum apalagi yang bersangkutan adalah aparat penegak hukum yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam melindungi masyarakat," tuturnya.
Pada Selasa (21/10), Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Kelas IA Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), menjatuhkan vonis 19 tahun penjara terhadap eks Kapolres Ngada AKBP Fajar Widyadharma Lukman Sumaatmaja atas kasus kekerasan seksual pada tiga anak di bawah umur atau pedofilia.
"Menjatuhkan pidana kepada terdakwa selama 19 tahun penjara dan denda Rp6 miliar. Apabila denda tidak dibayar, maka diganti dengan pidana penjara selama 1 tahun 4 bulan," kata Hakim Ketua Anak Agung Gde Agung Parnata.
Baca juga: JPU Kejari Kota Kupang dakwa mantan Kapolres Ngada cabuli tiga anak
Selain hukuman penjara dan denda, majelis hakim juga mewajibkan Fajar untuk membayar restitusi sebesar Rp359 juta lebih kepada tiga korban anak di bawah umur yang menjadi korban kekerasan seksual tersebut.
Sebelumnya, terdakwa Fajar dituntut oleh jaksa penuntut umum dengan pidana penjara 20 tahun dan denda Rp5 miliar subsider 1 tahun 4 bulan penjara. Fajar juga dituntut untuk membayar restitusi sejumlah Rp359 juta.
Baca juga: Jaksa tuntut eks Kapolres Ngada dipenjara 20 tahun
Baca juga: Mantan Kapolres Ngada-NTT terancam dijerat pasal berlapis
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































