Mata terasa cenat-cenut, apakah pertanda Glaukoma? Ini faktanya

2 weeks ago 5

Jakarta (ANTARA) - Belakangan ini banyak pertanyaan muncul di masyarakat mengenai fenomena mata cenat-cenut atau kedutan pada kelopak mata. Banyak yang menduga gejala ini bisa menjadi tanda awal penyakit serius seperti glaukoma.

Untuk menjawab kekhawatiran tersebut, berikut penjelasan medis terkini mengenai hubungan antara sensasi kedutan pada mata dengan risiko gangguan kesehatan mata.

Myokymia: Mata berkedut, umumnya tidak berbahaya

Secara medis, kondisi kelopak mata yang terasa "cenat-cenut" dikenal sebagai myokymia. Istilah ini merujuk pada kedutan otot kelopak yang muncul secara spontan dan tidak terkendali, biasanya terjadi pada bagian kelopak bawah.

Kondisi ini umumnya bersifat ringan dan tidak menimbulkan bahaya serius. Namun, pemahaman yang tepat tetap diperlukan agar tidak menimbulkan kekhawatiran berlebihan. Faktor pemicunya sering kali adalah:

• Stres dan kelelahan

• Kurang tidur

• Defisit nutrisi

• Iritasi kornea

• Peradangan ringan

Bukan ciri khas glaukoma

Meskipun beberapa orang mengaitkan gejala ini dengan glaukoma, mata cenat-cenut bukanlah tanda spesifik glaukoma. Myokymia bersifat berbeda dan tidak terkait langsung dengan penyakit tersebut.

Gejala sesungguhnya dari glaukoma

Glaukoma adalah penyakit mata akibat kerusakan saraf optik karena meningkatnya tekanan bola mata. Berikut gejalanya:

1. Glaukoma sudut terbuka

• Perkembangan gejala yang lambat

• Hilangnya penglihatan periferal secara bertahap (tunnel vision)

• Titik buta yang berkembang perlahan

2. Glaukoma Sudut Tertutup (Akut)

Timbulnya gejala secara tiba-tiba dan parah:

• Nyeri mata hebat

• Sakit kepala

• Mata merah

• Mual dan muntah

• Melihat lingkaran cahaya atau “halo” di sekitar lampu

• Gangguan penglihatan mendadak

3. Gejala umum lain

• Penglihatan kabur

• Sakit kepala berat

• Sensitivitas terhadap cahaya

• Penyempitan bidang penglihatan secara bertahap

Simpulan fakta

• Mata cenat-cenut umumnya disebabkan oleh faktor ringan seperti stres, kelelahan, atau iritasi, dan bukan tanda glaukoma.

• Gejala glaukoma biasanya berupa gangguan penglihatan, nyeri hebat, mata merah, melihat “halo” cahaya, sakit kepala, dan mual terutama pada glaukoma akut bukan kedutan ringan pada kelopak mata.

• Deteksi dini glaukoma penting dilakukan melalui pemeriksaan mata rutin, terutama bagi individu dengan faktor risiko seperti usia di atas 40–60 tahun, riwayat keluarga, diabetes, hipertensi, penggunaan obat tetes kortikosteroid jangka panjang, atau cedera mata.

Rekomendasi praktis

• Jangan panik jika merasakan mata cenat-cenut—kemungkinan besar itu myokymia ringan.

• Istirahat cukup, kurangi stres, dan hindari iritasi mata.

• Jika disertai keluhan lain seperti gangguan penglihatan, nyeri, atau “halo” cahaya, segera periksa ke dokter mata.

• Lakukan pemeriksaan mata rutin, terutama bila memiliki faktor risiko glaukoma.

Dengan demikian, mata cenat-cenut umumnya tidak berbahaya dan bukan indikator glaukoma. Glaukoma memiliki gejala yang lebih serius dan spesifik, serta dapat menyebabkan kerusakan permanen bila tidak ditangani. Pemeriksaan mata rutin sangat penting untuk menjaga kesehatan penglihatan.

Baca juga: 7 jenis gangguan penglihatan: Kenali penyebab dan cara mengatasinya

Baca juga: Muncul tanpa gejala, Glaukoma perlu deteksi dini guna cegah kebutaan

Baca juga: Jangan sampai buta, deteksi dini glaukoma

Pewarta: M. Hilal Eka Saputra Harahap
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |