Ledakan pariwisata genjot pertumbuhan ekonomi sejuk di China

1 month ago 19

Kunming (ANTARA) - Di guesthouse miliknya di Kunming, Provinsi Yunnan, China barat daya, Zhang Cheng membersihkan meja dapur untuk bersiap menyambut gelombang kedatangan tamu berikutnya, seiring negara itu memasuki migrasi musim panas dataran tinggi. Musim migrasi tersebut berlangsung bukan hanya dalam hitungan hari, melainkan dalam hitungan bulan.

"Sejak memasuki musim panas, kami hampir tidak ada kamar kosong," ujarnya. Arus tamu yang terus berdatangan dari daerah sekitar yang berhawa panas, seperti Sichuan dan Chongqing, menggantikan pasang surut arus wisatawan yang biasanya datang di ibu kota Provinsi Yunnan itu.

Saat cuaca panas menyengat menyelimuti sebagian besar kawasan China, provinsi Yunnan dan Guizhou mengalami suhu musim panas rata-rata 15 hingga 21 derajat Celsius. "Penginapan-penginapan sejuk di musim panas" pun mengalami lonjakan tamu di musim tersebut.

Yunnan sendiri menerima 2,8 juta wisatawan jangka panjang pada paruh pertama 2025, meningkat 45,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Para wisatawan ini rata-rata menginap selama 91 hari, atau 11 hari lebih lama dibandingkan tahun sebelumnya.

Di Qujing, sebuah kota di Provinsi Yunnan yang terkenal dengan cuaca musim panas nan sejuk, perusahaan-perusahaan seperti Licheng Residential Leasing menyulap rumah-rumah kosong menjadi hunian yang terawat. Pada musim panas kali ini, Licheng menyediakan lebih dari 100 tempat tidur dan akomodasi tiga kali makan sehari bagi para tamu di rumah-rumah hunian kontrakan di komunitas Niujie di kota tersebut. Sejauh ini, Niujie telah melayani lebih dari 200 tamu.

Kalangan pakar industri meyakini bahwa pariwisata tradisional sering kali menyalurkan pengeluaran untuk transportasi dan tiket, sehingga membatasi manfaat ekonomi lokal, sedangkan pariwisata yang melibatkan warga lokal membuat pembelanjaan wisatawan meningkat di tengah masyarakat.

Di Qujing, misalnya, wisata kuliner menyumbang 40 persen dari pengeluaran wisatawan jangka panjang, jauh melebihi angka wisatawan jangka pendek yang biasanya menyumbang 10 persen. Kota ini menyambut 2 juta wisatawan jangka panjang pada musim panas tahun lalu, dengan puncaknya mencapai 270.000 pengunjung setiap hari, menghasilkan pendapatan sebesar 23,6 miliar yuan (1 yuan = Rp2.275) atau sekitar 3,3 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.330).

Dengan memanfaatkan taman hutan nasionalnya, wilayah Xishui di Provinsi Guizhou telah mengembangkan 28 proyek hunian musim panas di enam kota, yang kini menampung 36.000 rumah tangga, sebagian besar berasal dari provinsi lain. Sejak Juni, hotel dan homestay di wilayah itu melaporkan puncak kedatangan wisatawan.

Dai Bin, kepala Akademi Pariwisata China, menyoroti pergeseran model pariwisata "dari sekadar memanfaatkan iklim sejuk menjadi mengintegrasikan budaya, kesehatan, dan pembelajaran." Dia mencontohkan anak-anak yang bergabung bersama para jagawana dalam kegiatan mengidentifikasi tumbuh-tumbuhan dalam program perkemahan bertema ilmu pengetahuan alam, sementara para orang tua diajak mempelajari kerajinan lokal. Contoh lain di Dali, Provinsi Yunnan, terdapat model pariwisata yang menggabungkan udara sejuk dengan penyembuhan holistik melalui kegiatan yoga di tengah hutan.

Menyadari potensi tersebut, Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China pada 2023 mengeluarkan pedoman untuk meningkatkan pariwisata musim panas, sambil menggalakkan produk dan infrastruktur yang lebih baik.

Menurut Rao Xiangbi, selaku wakil direktur departemen kebudayaan dan pariwisata Yunnan, wisatawan jangka panjang kini banyak berasal tidak hanya dari provinsi sekitar, seperti Sichuan dan Chongqing, tetapi juga dari Guangdong, Zhejiang, dan bahkan Provinsi Heilongjiang yang paling utara di China, dengan lebih dari 80 persen wisatawan merupakan pelancong muda dan setengah baya.

Para pakar dari Organisasi Pariwisata Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) berpendapat bahwa pariwisata yang beradaptasi terhadap iklim seperti itu merupakan kebutuhan yang terus berkembang di dunia, dan siap menjadi tren penentu masa depan seiring meningkatnya perubahan iklim.

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |