KNKT telah kantongi data untuk ungkap penyebab kecelakaan KMP Tunu

2 months ago 8

Banyuwangi (ANTARA) - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) telah mengantongi data yang cukup untuk mengungkap penyebab pasti kecelakaan laut KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali pada 2 Juli 2025.

Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono mengungkapkan bahwa sampai saat ini tim KNKT telah melakukan investigasi dan mengumpulkan data faktual sejak insiden tenggelamnya KMP Tunu yang mengakibatkan 19 orang ditemukan meninggal dan 16 belum ditemukan, sementara 30 orang selamat.

"Intinya kami sudah mendapatkan data yang cukup, dan tinggal melakukan analisa mencari penyebab (kapal tenggelam)," kata dia kepada wartawan di Banyuwangi, Jawa Timur, Senin.

Soerjanto Tjahjono juga menyampaikan bahwa kontribusi penyebab kapal tenggelam sudah ada beberapa hal yang sudah ditemukan termasuk salah satunya terkait lashing atau proses pengikatan pemuatan kendaraan ke di kapal.

Baca juga: KNKT kerahkan ROV deteksi bangkai KMP Tunu di Selat Bali

Menurut dia, ada beberapa hal yang sangat perlu dan segera dilakukan perbaikan dalam operasional di lintasan Pelabuhan Ketapang (Banyuwangi)-Pelabuhan Gilimanuk (Bali).

"Mulai dari cara pemuatannya, misalnya kalau over draft (melebihi muatan dari kapasitas) ya jangan diberangkatkan. Besok kami akan sampaikan ke Komisi V DPR RI terkait hal yang perlu segera ditindaklanjuti selama kami melakukan investigasi," kata Soerjanto.

KMP Tunu Pratama Jaya yang mengangkut 53 penumpang, 12 ABK/kru, dan 22 unit kendaraan itu tenggelam setelah sekitar 30 menit bertolak dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk.

Baca juga: KNKT mulai investigasi penyebab kecelakaan laut Kapal Tunu

Informasi diperoleh ANTARA, korban kapal tenggelam KMP Tunu Pratama Jaya hingga saat ini tercatat 30 orang ditemukan selamat, 19 orang ditemukan meninggal, dan 16 korban lainnya belum ditemukan.

Pewarta: Novi Husdinariyanto
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |