Kisah pelayanan kesehatan dari pelosok negeri di Mentawai

2 months ago 7
Kalau ada yang melahirkan, kadang bisa mereka melahirkan sendiri, tidak perlu panggil kami karena akses yang sulit. Tiba-tiba sudah lahir saja, ya sudah yang penting selamat

Mentawai (ANTARA) - Bidan Ilen mengembangkan payungnya, melangkahi jalan rabat beton dari dusun ke dusun, naik-turun perbukitan untuk menghampiri rumah warga yang meminta diperiksa kesehatannya.

Ia harus menempuh jarak sekitar setengah hingga dua kilometer menuju rumah warga yang tidak mampu datang ke pondok bersalin desa (Polindes) yang ditempatinya sekaligus tempat praktiknya.

Hari itu Ilen mendatangi rumah seorang Lansia yang kerap disapa Teteu Lumang di Dusun Matektek untuk memeriksa kondisi kesehatan sang pasien.

Sebelumnya Ilen sudah menyarankan kepada keluarga Teteu Lumang agar Lansia tersebut segera dirujuk ke puskesmas, tapi saat Ilen kembali datang hari itu, ternyata Teteu akan diobati oleh Sikerei (dukun tradisional Mentawai).

"Biasanya, sebelum diobati secara medis oleh petugas kesehatan, warga di sini memanggil Sikerei dulu, karena kepercayaan orang di sini kuat terhadap Sikerei," kata Bidan Ilen.

Ilen yang bernama asli Candra Kirana itu sudah 10 tahun menjadi bidan honor di Desa Matotonan, Kecamatan Siberut Selatan, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Pada tahun 2024 ia baru diangkat menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

"Akses di sini susah, kalau mau ke pusat kecamatan harus naik pompong, lalu naik becak atau naik ojek. Kalau masyarakat di sini harus dirujuk, itu makin susah, kadang warga tidak mau karena biayanya besar. Kalau ada yang melahirkan, kadang bisa mereka melahirkan sendiri, tidak perlu panggil kami karena akses yang sulit. Tiba-tiba sudah lahir saja, ya sudah yang penting selamat," jelas Ilen.

Baca juga: Wapres Gibran pastikan pemerataan akses kesehatan hingga pelosok

Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |