Kiat mencegah stres pada anak dengan bermain-istirahat-belajar

20 hours ago 3

Jakarta (ANTARA) - Anak-anak sekolah berisiko mengalami kelelahan fisik, mental dan emosional karena mereka kerap menghadapi tekanan akademik hingga tuntutan ekstrakurikuler yang meningkatkan stres.

Dikutip dari Hindustan Times, Jumat, pada kondisi ini orang tua sebaiknya hadir dan turun tangan mendukung anak.

Psikolog Klinis di Lissun, Meghna Kanwat merekomendasikan beberapa kiat yang meliputi, menetapkan tujuan dan ekspektasi yang realistis, bukan didorong oleh perfeksionisme untuk membantu mengurangi kecemasan pada anak secara umum.

Baca juga: Gerakan ayah antar anak sekolah simbol perubahan budaya pengasuhan

Ia menambahkan bahwa stres dan kelelahan orang tua turut berkontribusi pada kelelahan akademis dan belajar anak.

Disarankan agar orangtua mengelola stres diri sendiri agar tidak menular pada anak. Orang tua juga perlu mengambil pendekatan yang lembut terlebih saat anak mulai stres.

"Tips kedua adalah memperkuat hubungan orang tua-anak melalui komunikasi terbuka, respons emosional dan ketahanan yang berfungsi sebagai penyangga," katanya.

Baca juga: Ayah terlibat pengasuhan membuat anak percaya diri dan berani

Dengan respons yang penuh empati, anak-anak akan merasa aman didengarkan. Dia turut merekomendasikan agar orang tua memahami gejala anak kelelahan seperti sinisme, penurunan nilai dan penarikan diri. Empati berperan penting untuk memvalidasi pengalaman anak.

Secara khusus, ia juga mengemukakan kiat untuk memahami anak pada tingkat sekolah dasar yakni dengan memastikan jadwal seimbang yang mencakup bermain tanpa struktur, istirahat dan beragam jenis aktivitas untuk membangun keseimbangan bermain-istirahat-belajar.

Serta menekankan pentingnya memberi anak-anak untuk mengeksplorasi, mengisi ulang energi alih-alih memupuk tanggung jawab akademis terlalu dini dalam kehidupan sekolah yang bisa menyebabkan stres.

Baca juga: Pendekatan belajar berbasis level bantu anak lebih percaya diri

Sementara untuk anak sekolah menengah, ia merekomendasikan selain hal-hal di atas, orang tua juga diminta untuk mendorong dan mengajarkan keterampilan pengaturan diri meliputi pernapasan dalam, latihan grounding, merefleksikan nilai-nilai dan prioritas.

Menjaga hubungan erat dengan sekolah sehingga anak merasa didukung serta menjadwalkan hari non-akademik.

Baca juga: Ringgo Agus Rahman masih belajar jadi orang tua yang dibutuhkan anak

Baca juga: Pakar: Proses belajar harus menyenangkan bagi anak usia dini

Penerjemah: Sinta Ambarwati
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |