Kemenpar perkuat koordinasi untuk siapkan rescue center di gunung

2 months ago 16

Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata memperkuat koordinasi bersama pihak-pihak terkait untuk menyiapkan rescue center dan pelatihan bagi pemandu wisata gunung sebagai upaya memperkuat sistem keamanan bagi wisatawan.

"Saat ini, pembentukan rescue center dan pelatihan bagi pemandu wisata gunung sedang dalam tahap persiapan," kata Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Kemenpar, Hariyanto, saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Jumat.

Hal itu disampaikan oleh Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) dalam Rapat Persiapan Pelatihan Berbasis Kompetensi Bidang Pemandu Wisata Gunung pada tanggal 10 Juli 2025

Hariyanto menjelaskan rapat persiapan tersebut melibatkan berbagai pihak, termasuk BASARNAS, BTNGR, LSP Pramindo, serta perwakilan Asosiasi Pendaki Gunung Indonesia (APGI) Nusa Tenggara Barat.

Beberapa langkah yang sudah berjalan yakni BASARNAS menyatakan kesiapan untuk mendukung pelatihan keselamatan dan standardisasi di destinasi pariwisata, termasuk dalam hal pertolongan pertama dan evakuasi.

Bersama dengan BTNGR, pemerintah telah menginisiasi pembentukan posko terpadu di Sembalun dan sudah ada sekitar 8 personel yang tengah mengikuti sertifikasi rescue di Bandung. Jumlah pemandu dan porter juga sudah mulai dipetakan, termasuk data jumlah yang telah dan belum tersertifikasi.

Baca juga: Kemenpar: Evakuasi WNA asal Swiss di Rinjani berjalan aman dan cepat

"Fokus tahun ini adalah sertifikasi pemandu baru, sedangkan pemandu lama yang sertifikasinya telah kedaluwarsa direncanakan untuk disertifikasi ulang pada tahun depan," kata dia.

Hariyanto mengatakan nantinya terdapat modul pelatihan keselamatan dan mitigasi risiko yang sudah disusun Kementerian Pariwisata termasuk mengenai vertical rescue sampai dengan bantuan hidup dasar.

Secara keseluruhan, katanya, meskipun pelaksanaan di lapangan belum sepenuhnya berjalan, perencanaan dan koordinasi lintas lembaga sedang berlangsung secara intensif, menandakan bahwa program ini sudah bergerak menuju tahap implementasi.

Sebelumnya, Hariyanto menyatakan bahwa upaya ini merupakan tindak lanjut dari musibah yang menimpa WNA asal Brazil, Juliana Marins beberapa waktu lalu.

Adapun upaya yang akan pemerintah laksanakan dalam jangka waktu menengah berupa penambahan alat evakuasi darurat di pos-pos shelter pendakian sebagai penyelamatan awal sebelum TIM SAR dekat, penambahan pelatihan pemandu wisata gunung dan porter untuk rescue darurat, dan digitalisasi Jalur Rinjani 360 untuk bahan breefing pendaki.

Sementara rencana jangka panjang pemerintah akan membuat pembangunan penambahan pos shelter di jalur pendakian dan melengkapi setiap pos shelter dengan peralatan darurat penyelamatan.

Baca juga: Menpar: Budaya punya kekuatan bentuk citra positif bangsa pada dunia

Baca juga: Kemenpar masukkan Pacu Jalur dalam agenda KEN 2025

Baca juga: Destinasi wisata di Riau yang direkomendasikan Kementerian Pariwisata

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Mahmudah
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |