Kelompok tokoh liberal Korsel kritik kebijakan Trump

2 months ago 6

Seoul (ANTARA) - Sekelompok tokoh liberal senior di Korea Selatan (Korsel), termasuk sejumlah mantan menteri dan profesor, pada Kamis (17/7) mengkritik Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump atas kebijakannya yang menerapkan praktik "beggar-thy-neighbor" (satu negara mencari keuntungan dengan mengorbankan negara lain).

Kelompok tersebut dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa Trump secara sepihak mengumumkan rencananya untuk memberlakukan tarif resiprokal sebesar 25 persen atas semua produk Korsel mulai 1 Agustus, yang merupakan pelanggaran nyata terhadap perjanjian perdagangan bebas Korsel-AS, di mana Seoul memberlakukan tarif nyaris nol persen terhadap hampir semua barang asal AS.

"Kebijakan tarifnya (Trump) bukanlah langkah perdagangan yang sah, melainkan kebangkitan kembali proteksionisme gaya 1930-an, sebuah kebijakan 'beggar-thy-neighbor' yang bertujuan untuk memperkaya negaranya sendiri dengan cara mengorbankan negara lain," bunyi pernyataan tersebut.

Pernyataan itu menekankan bahwa jika tuntutannya dipenuhi, perekonomian Asia akan terdorong ke tepi jurang, dengan runtuhnya industri-industri inti, kedaulatan pangan terancam, serta para pekerja dan petani akan terjerumus ke dalam kekacauan.

Pernyataan tersebut telah ditandatangani oleh 10 tokoh liberal senior, termasuk mantan menteri unifikasi Korsel.

Para anggota senior itu menyampaikan bahwa Trump juga menuntut Korsel untuk membayar 10 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.329) untuk porsi biaya pertahanan bagi sekitar 28.500 tentara AS yang ditempatkan di negara tersebut, sebuah angka yang kurang lebih 9,7 kali lebih besar dari kontribusi Seoul tahun ini.

Mereka mengatakan bahwa tentara AS di Korsel telah berupaya mengalihkan fokus mereka untuk mempertahankan hegemoni AS di kawasan Indo-Pasifik, yang justru berdampak negatif bagi perdamaian dan kesejahteraan di Semenanjung Korea.

"Yang awalnya dimulai sebagai tekanan ekonomi kini telah meluas hingga persoalan hidup dan mati, yang oleh Presiden Trump diperlakukan semata-mata sebagai alat tawar-menawar di bawah slogan 'America First'," sebut pernyataan itu.

"Sebagai tokoh senior masyarakat sipil Korea (Selatan), yang menyuarakan kepedulian terhadap generasi muda dan masa depan Korsel, kami dengan ini menyatakan penolakan tegas terhadap perilaku tidak adil Presiden Trump," ujar pernyataan tersebut.

Pewarta: Xinhua
Editor: Santoso
Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |