Karantina Kepri memeriksa ratusan ton biji kakao dari Pantai Gading

3 hours ago 1
Terdapat pemasukan biji kakao sebanyak 200 ton yang selanjutnya akan diolah lebih lanjut menjadi lebih bernilai.

Tanjungpinang (ANTARA) - Karantina Kepulauan Riau (Kepri) melalui Pos Pelayanan Pelabuhan Batu Ampar, Kota Batam melakukan pemeriksaan 200 ton komoditas perkebunan biji kakao berasal dari Pantai Gading yang masuk ke daerah tersebut.

"Terdapat pemasukan biji kakao sebanyak 200 ton yang selanjutnya akan diolah lebih lanjut menjadi lebih bernilai," kata Kepala Satuan Pelayanan Bandara Hang Nadim Wasis Prihartono, di Batam, Kamis.

Wasis menyebut Karantina Kepri melakukan pemeriksaan administratif dan kesesuaian dokumen dan pemeriksaan kesehatan.

Secara administratif, kata dia lagi, biji kakao ini dilengkapi dengan Phytosanitary Certificate (PC) dari negara asal, lalu Bill of Loading (BL), Invoice, Fumigation Certificate, dan dokumen lainnya.

Petugas Karantina juga mengambil sampel biji dari kontainer untuk diuji di laboratorium.

"Hasilnya tidak ditemukan adanya organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK) berupa serangga Distantiella theobromae dan Phytophthora citropthora," ungkap Wasis.

Ia menjelaskan bahwa serangga Distantiella theobromae merupakan hama yang menyebabkan kerugian cukup signifikan. Gangguan yang ditimbulkan meliputi kecacatan fisik, penurunan kualitas buah, dan kematian tanaman. Indonesia sebagai salah satu produsen cokelat terbesar di dunia sangat khawatir apabila penyakit ini masuk ke dalam wilayah NKRI.

Kepala Karantina Kepri Herwintarti mengatakan karantina ikut menjaga hasil petani dalam negeri melalui pengawasan dan pemeriksaan komoditas pertanian yang masuk ke Indonesia.

"Dengan SDM yang mumpuni dan fasilitas laboratorium yang memadai, Karantina Kepri siap memberikan jaminan kesehatan media pembawa yang masuk," katanya pula.

Baca juga: BKHIT Kepri: Komoditas perikanan dari Natuna ke Jakarta aman konsumsi

Baca juga: Karantina Kepri lepas ekspor perdana ikan anggoli ke AS

Pewarta: Ogen
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025

Read Entire Article
Rakyat news | | | |