Jakarta (ANTARA) - Survei yang diadakan British Council dan Kementerian Pariwisata, Seni dan Budaya Malaysia "Persepsi Regional ASEAN Pertama mengenai Ekonomi Kreatif" menunjukkan internet cepat menjadi salah satu hal yang dibutuhkan pelaku ekraf di kawasan tersebut.
Direktur Kesenian untuk Asia Timur British Council Manami Yuasa saat pertemuan di Jakarta, Rabu, mengatakan survei yang melibatkan 4.000 responden di 10 negara ASEAN itu memperlihatkan beberapa tantangan perkembangan industri ekonomi kreatif di kawasan Asia Tenggara.
Ketika membicarakan tantangan ekonomi kreatif, sebanyak 49 persen mengatakan perlunya akses internet berkecepatan tinggi untuk mendukung industri ekonomi di ASEAN. Selain itu, 50 persen responden menyebut tantangan memasarkan produk kreatif karena kurangnya koordinasi dan dukungan korporasi di tingkat regional.
Baca juga: British Council sebut ekonomi kreatif kawasan ASEAN berkembang pesat
Manami menjelaskan 47 persen responden mengatakan bahwa ekonomi kreatif berjalan, namun, masih ada keterbatasan. Selain itu, 53 persen menyampaikan ada hambatan untuk bisa mendapatkan produk kreatif dan layanan yang ditawarkan.
Negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia dan Filipina, berdasarkan survei itu, berupaya untuk mengatasi hambatan dengan memproduksi produk yang unggul dan kreatif.
“Ini berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi ASEAN dan manfaat yang bisa didapat bagi para komunitas,” kata Manami.
Data dari pemerintah, institusi, akademisi dan organisasi seluruh ASEAN menyatakan sebanyak 53 persen pemain kreatif memiliki latar belakang pendidikan formal, sementara 43 persennya menerima dukungan dan kesempatan berupa pelatihan dari pemerintah maupun perusahaan nirlaba.
Dalam pengembangan industri kreatif 9 persen responden mengakui perlunya registrasi bisnis menjadi aspek pendukung, dengan 54 persen setuju budaya menjadi dasar pembuatan produk kreatif.
Dari studi, para pemangku kepentingan di kawasan ASEAN diajak untuk memahami bagaimana situasi ekonomi kreatif berjalan di kawasan dan mengeliminasi hambatan dalam mewujudkan ekonomi kreatif penyumbang pendapatan negara.
Baca juga: Hekrafnas momentum hidupkan kreativitas tak terbatas
Baca juga: Pertunjukan musikal jadi penggerak ekraf dan advokasi isu sosial
Baca juga: Pameran SBY Art bukti sektor ekraf bisa jadi mesin penggerak ekonomi
Pewarta: Fitra Ashari
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































