Jakarta (ANTARA) - Jakarta masih banyak kekurangan rumah untuk memenuhi kebutuhan bagi penduduknya dan hunian vertikal menjadi salah satu solusi.
"Jakarta masih kekurangan rumah untuk ditinggali oleh penduduknya," kata Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Bun Joi Phiau di Jakarta, Minggu.
Menurut dia, data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Badan Pusat Statistik (BPS) memperlihatkan bahwa Jakarta memiliki kekurangan perumahan (backlog) sebesar 1,38 juta unit.
Karena itu, kata Bun Joi, pembangunan yang berbasis kepada hunian vertikal ke depannya menjadi solusi, mengingat lahan di Jakarta semakin berkurang.
"Alasan keterbatasan lahan dan keperluan untuk menampung jumlah penduduk yang banyak, mau tidak mau, ke depannya harus dilakukan pembangunan hunian vertikal," ujarnya.
Baca juga: Pembangunan 19.800 hunian perlu dibarengi penyelesaian masalah dasar
Baca juga: Pembangunan rusun di Jakarta perlu digencarkan penuhi kebutuhan hunian
Salah satu wacana yang disampaikan oleh Bun adalah melakukan Konsolidasi Tanah Vertikal (KTV) atau menggabungkan tanah-tanah milik para warga di wilayah padat penduduk untuk dibangunkan hunian vertikal.
"Jadi, di kawasan padat penduduk, tanah para warga disatukan untuk membangun hunian vertikal bagi mereka dan bisa menampung warga lainnya yang ingin pindah ke sana," katanya.
Selain itu, Bun juga menyoroti isu lainnya, yaitu masalah hunian layak yang bisa diatasi dengan melakukan bedah rumah kepada hunian warga kurang mampu.
"Pada dasarnya, Pemprov DKI harus bisa mewujudkan hunian layak bagi warganya. Masalahnya, kita bahkan tidak punya anggaran untuk melakukan bedah rumah. Kondisi ini sangatlah memprihatinkan," katanya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

















































