Gelar akademik Indonesia-Rusia.

3 hours ago 3
Mahasiswa Indonesia di Rusia tidak hanya belajar ilmu, tetapi juga mengenali perspektif alternatif yang kaya akan ketahanan dan inovasi menghadapi kondisi ekstrem

Jakarta (ANTARA) - Pendidikan Nasional mencatat sejarah baru dengan dilakukannya penandatanganan perjanjian pengakuan timbal balik atas pendidikan, kualifikasi, dan gelar akademik antara Indonesia dan Rusia di Moskow, belum lama berselang.

Ini merupakan momen penting bagi masa depan pendidikan Indonesia, mengingat kesetaraan gelar akan mempermudah kerja sama lain bagi kedua negara, seperti bidang ketenagakerjaan, ekonomi dan lainnya.

Menteri Sains dan Pendidikan Tinggi Rusia Valery Falkov serta Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi Indonesia Brian Yuliarto menyepakati rumusan kerja sama diplomatik di bidang pendidikan, yang akan menjadi fondasi sistematis bagi memperkuat mobilitas pengetahuan kedua negara di era globalisasi.

Dalam konteks pendidikan modern, di mana batas wilayah semakin tereduksi oleh teknologi digital dan arus informasi, maka perjanjian semacam ini menggambarkan pemahaman mendalam bahwa pendidikan bukan lagi monopoli nasional, melainkan aset bersama, tanpa lintas batas.

Adaptif inklusif

Perjanjian ini muncul didorong oleh tren yang telah berlangsung lama, seperti peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia yang sangat signifikan.

Berdasarkan data, setiap tahun angka mahasiswa baru ke Rusia terus naik didorong oleh kualitas pendidikan, terutama di bidang sains, teknik, dan kedokteran yang terbukti tangguh.

Tidak heran jika Falkov, dengan lugas menyatakan bahwa kesepakatan ini memperlicin mekanisme bagi pengakuan kualifikasi lulusan Indonesia saat kembali ke tanah air. Tanpa pengakuan mutual, gelar dari luar negeri sering terhambat birokrasi, pada ujungnya menghambat kontribusi langsung alumni terhadap distribusi pembangunan nasional.

Sementara itu, Brian Yuliarto menegaskan mahasiswa penerima beasiswa sebagai aset pembangunan memiliki posisi penting dan strategis. Selaras dengan prinsip pendidikan modern bahwa investasi pada manusia membuahkan motor penggerak transformasi yang memiliki daya gedor untuk menyelesaikan berbagai problem bangsa. Seperti halnya yang dikemukakan oleh para ahli di UNESCO atau OECD, bahwa pengakuan timbal balik gelar antarnegara adalah pilar utama dalam membangun sistem pendidikan yang adaptif dan inklusif.

Pendidikan modern tidak lagi berorientasi pada penyeragaman nasional semata, melainkan pada harmonisasi global yang memungkinkan transfer kredit, mobilitas tenaga ahli, dan kolaborasi riset lintas disiplin ilmu untuk memecahkan problem yang makin menantang di masa depan.

Rusia, dengan warisan ilmiahnya yang kuat, dari fisika nuklir hingga eksplorasi luar angkasa, menawarkan spesialisasi yang sesuai dengan kebutuhan Indonesia, terutama untuk mendorong percepatan program energi terbarukan, teknologi pertambangan, dan kesehatan masyarakat. Rusia, bahkan menjanjikan untuk mempersiapkan tenaga ahli di sektor-sektor prioritas Indonesia.

Perjanjian ini sekaligus menjadi terobosan bagi penyelesaian perbedaan pandang atas pengakuan gelar yang sering menjadi penghalang untuk syarat kualifikasi, sementara lanskap pendidikan dunia telah berubah.

Copyright © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

Read Entire Article
Rakyat news | | | |