Jakarta (ANTARA) - Ekonom Universitas Paramadina Wijayanto Samirin berpendapat koperasi desa merah putih perlu menciptakan lini bisnis baru demi dampak yang lebih optimal.
"Kopdes didorong untuk menciptakan bisnis baru, sehingga dapat menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan ekonomi," kata Wijayanto saat dihubungi ANTARA di Jakarta, Senin.
Menurutnya, bila kopdes merah putih mengambil alih bisnis eksisting, dampak pada pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja akan minimal atau menimbulkan inefisiensi.
"Perputaran uang memang akan terjadi, tetapi jika bisnis kopdes tidak berkembang, perputaran uang tersebut akan berakhir dan meninggalkan kredit macet," ujarnya.
Selain memastikan kopdes mengisi lini bisnis baru, rencana bisnis kopdes juga harus dijaga agar jelas dan terukur.
Pemberian kredit oleh bank Himbara pun perlu memperhatikan kelayakan bisnis tersebut.
Wijayanto juga menekankan unsur politis harus dihindari dalam rencana bisnis kopdes.
Di samping itu, Wijayanto berpendapat pelaksanaan kopdes merah putih perlu melakukan piloting, misalnya dengan fokus pada 100-1.000 kopdes sebagai percontohan.
Dengan begitu, pemerintah bisa mengevaluasi aspek yang perlu diperbaiki dari kopdes merah putih, sehingga diperoleh model kopdes yang tepat sebelum dilipatgandakan secara masif.
"Kopdes adalah program besar yang mahal dan berisiko, sehingga pemerintah perlu test the water dengan melakukan piloting," tutur dia.
Sebelumnya, Presiden RI Prabowo Subianto meluncurkan kelembagaan 80 ribu unit koperasi merah putih di Desa Bentangan, Wonosari, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Senin.
Presiden mengatakan peluncuran 80 ribu koperasi desa dan kelurahan ini sebagai upaya untuk memperpendek rantai distribusi dan aliran bahan-bahan untuk masyarakat.
Koperasi tersebut diharapkan dapat membantu memenuhi kebutuhan para petani, peternak, maupun nelayan.
Peluncuran koperasi ini merupakan tindak lanjut dari Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembentukan Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih yang berlaku sejak 27 Maret 2025.
Hingga saat ini, tercatat sebanyak 81.140 unit kopdes/kopkel merah putih telah terbentuk di seluruh Indonesia, dengan 80.081 di antaranya telah berbadan hukum.
Selain unit-unit koperasi yang telah terbentuk, pemerintah juga telah menyiapkan 108 koperasi percontohan yang diharapkan dapat menjadi model bagi desa-desa lainnya.
Mulai 22 Juli 2025, koperasi percontohan tersebut telah dapat mengakses pembiayaan melalui skema kredit usaha rakyat (KUR) dari bank Himbara.
Baca juga: Prabowo: Koperasi Desa Merah Putih basmi tengkulak dan rentenir
Baca juga: Pengamat tekankan transparansi dalam pengelolaan Kopdes Merah Putih
Baca juga: Celios tekankan jaga kualitas portofolio dan likuiditas kopdes
Pewarta: Imamatul Silfia
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.