Palembang (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan menemukan sebanyak 6.263 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayah itu sepanjang tahun 2024.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Sumatera Selatan (Sumsel) Ira Primadesa di Palembang, Rabu, mengatakan sepanjang 2024 terdapat sebanyak 6.263 kasus DBD. Dari jumlah itu sebanyak 37 pasien meninggal dunia.
"Untuk kasus tertinggi ditemukan di Kota Palembang sebanyak 6.263 kasus DBD dengan 14 pasien meninggal dunia," katanya.
Baca juga: Dinas Kesehatan OKU Sumsel ingatkan warga waspada DBD
Ia menyebutkan jumlah kasus DBD di Banyuasin sebanyak 634 kasus, Musi Banyuasin 507 kasus, Ogan Komering Ulu (OKU) Timur 503 kasus, Kota Prabumulih 455 kasus, OKU 412 kasus, Ogan Ilir 369 kasus, Muara Enim 361 kasus, dan Lahat 323 kasus.
Kemudian, Lubuklinggau 284 kasus, OKI 279 kasus, Empat Lawang 194 kasus, OKU Selatan 152 kasus, Pematang Abab Lematang Ilir (PALI) 151 kasus, Musi Rawas 146 kasus, Musi Rawas Utara 141 kasus, dan Pagar Alam 84 kasus.
Baca juga: Penderita DBD terbanyak di Sumsel disandang Kota Palembang
Untuk jumlah kematian akibat DBD, yakni Kota Palembang 14 kematian, OKU 8 kematian, Banyuasin 4 kematian, Musi Banyuasin dan Ogan Ilir masing-masing 3 kematian, dan OKU Selatan 2 kematian, Musi Rawas Utara, Pagar Alam, dan Lahat masing-masing 1 kematian.
Dinkes Sumsel telah melakukan berbagai upaya pencegahan untuk meminimalisir kasus DBD, yaitu dengan sosialisasi masif melakukan pemberantasan sarang nyamuk lewat pembersihan tempat air, pemeliharaan ikan pemakan jentik, dan fogging.
Baca juga: Kemenkes minta masyarakat jaga pola hidup sehat untuk cegah DBD
"Untuk mengurangi risiko kami berharap warga menggunakan lotion pengusir nyamuk dan memasang kelambu. Kami juga sudah merencanakan distribusi larvasida DBD, insektisida cynoff dan RDT chikungunya. Pengendalian juga akan dilakukan dengan pengembangan wolbachia yang mampu menurunkan kesakitan dengue hingga 77 persen dan hospitalisasi 86 persen, serta imunisasi dengue," kata Ira.
Pewarta: Ahmad Rafli Baiduri
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2025