Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) akan melakukan transformasi dari sisi pendanaan atau funding di bawah kepemimpinan dalam jajaran manajemen yang baru, dengan cara mengakselerasi perolehan dana murah (CASA) dari berbagai segmen.
“Yang harus kita lakukan strategi ke depan itu, pertama adalah, BRI akan melakukan transformasi dari sisi liabilitas atau funding. Caranya bagaimana? Kita harus mengakselerasi transformasi CASA di segmen consumer, SME (UKM), dan kita lakukan juga penguatan dari sisi perolehan liabilitas ataupun DPK atau CASA dari sisi wholesale banking,” kata Direktur Utama BRI Hery Gunardi saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Kuartal I Tahun 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Hery mengamini bahwa portofolio bisnis BRI memang didominasi oleh kredit UMKM. Namun, BRI juga ingin tumbuh sehat dan berkelanjutan yang tidak hanya mengandalkan dari sisi lending tetapi juga dari sisi funding.
“Sebenarnya kalau kita bicara mengenai banking game itu adalah game funding. Jadi kita ingin di BRI hari ini dan di masa-masa yang akan datang, memiliki kekuatan dari sisi funding, terutama dana murah, low cost fund,” kata dia.
Hery mengatakan, mesin perbankan ritel yang dimiliki BRI saat ini sudah sangat kuat termasuk melalui super apps BRImo dengan jumlah pengguna mencapai 40,28 juta user hingga akhir Maret 2025. Dalam hal ini, BRI akan melakukan penyempurnaan untuk meningkatkan UI dan UX serta fitur-fitur BRImo.
BRI juga akan memanfaatkan engine lainnya yang selama ini sudah tersedia termasuk melalui AgenBRILink, QLola untuk nasabah korporasi, hingga sinergi dengan perusahaan anak.
“Filosofinya, pada akhirnya kalau transaksi nasabah ada di BRI, tentunya dengan demikian dana murahnya juga akan ada di BRI,” ujar Hery.
Direktur Finance and Strategy BRI Viviana Dyah Ayu Retno K. menambahkan bahwa transformasi dari sisi funding merupakan langkah yang penting bagi perseroan. Ini mengingat porsi dana murah (current account saving account/CASA) di BRI, yang terdiri dari tabungan dan giro, tertinggal dibandingkan dengan bank-bank lain.
Apabila BRI dapat menurunkan cost of fund (CoF) sebesar 50 basis point (bps) saja, Viviana mengatakan bahwa hal ini tidak hanya berdampak positif bagi perseroan tetapi juga nasabah UMKM.
“Sekarang total DPK BRI itu menyentuh Rp1.400 triliun. Kalau dikalikan dengan 0,5 persen saja, impact-nya itu tidak hanya dirasakan oleh BRI, tetapi juga akan dirasakan oleh nasabah UMKM yang selama ini menjadi main nasabahnya BRI melalui potensi pemberian lending rate yang mungkin lebih baik untuk teman-teman kita yang ada di MSME,” kata Viviana.
Sebagai informasi, pada triwulan I 2025, BRI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.421,6 triliun yang didominasi oleh dana murah (CASA) dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp934,95 triliun.
Pencapaian CASA BRI meningkat dibandingkan dengan porsi CASA pada periode yang sama tahun sebelumnya yaitu sebesar 61,66 persen.
Sedangkan dari sisi kredit, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun yang didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI dengan nominal sebesar Rp1.126,02 triliun.
Selanjutnya, BRI tak hanya akan melakukan transformasi pendanaan seiring dengan adanya manajemen baru. BRI juga tetap akan memperkuat core bisnis pada segmen UMKM, sekaligus mengembangkan core bisnis pada segmen lainnya seperti segmen konsumer melalui KPR dan BRIguna.
Kemudian, BRI ingin menerapkan framework risk management yang juga mampu mendukung bisnis perseroan. Selain itu, dari sisi operasional, BRI ingin semakin mewujudkan operasional yang unggul agar turnaround time BRI bisa berkompetisi dengan pesaing.
Tak hanya terkait bisnis, perseroan juga ingin membangun fondasi yang kuat dari sisi human capital atau sumber daya manusia (SDM) di mana talent management dan pelatihan akan terus dikembangkan.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi beserta jajaran baru lainnya diangkat dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) pada 24 Maret 2025 dan dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatannya setelah mendapatkan persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan OJK.
Baca juga: BRI raih laba bersih Rp13,80 triliun pada triwulan I-2025
Baca juga: BRI: Tarif AS diproyeksikan tak berdampak signifikan untuk bisnis BRI
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2025