Jakarta (ANTARA) - PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB Niaga) membukukan perolehan laba sebelum pajak konsolidasi sebesar Rp2,2 triliun pada kuartal I 2025.
Laba pada kuartal I 2025 naik 3,2 persen secara tahunan (yoy), dan menghasilkan earnings per share Rp71,80.
“Pertumbuhan laba serta kualitas aset yang baik mencerminkan penerapan manajemen risiko yang disiplin, yang terlihat dari perbaikan Gross Non-Performing Loan (NPL) menjadi 1,85 persen dari 2,14 persen pada periode yang sama tahun lalu,” kata Presiden Direktur CIMB Niaga Lani Darmawan dalam keterangannya di Jakarta, Selasa.
Lani mengatakan CIMB Niaga tetap menjaga posisi permodalan dan likuiditas yang solid dengan rasio kecukupan modal atau (capital adequacy ratio/CAR) dan loan to deposit ratio (LDR) masing-masing sebesar 24,8 persen dan 89,3 persen.
Total aset konsolidasian Perseroan tercatat sebesar Rp371,0 triliun per 31 Maret 2025, yang memperkuat posisi CIMB Niaga sebagai bank swasta nasional terbesar kedua di Indonesia.
“Dalam menghadapi kondisi yang semakin dinamis saat ini, kami tetap berkomitmen untuk memberikan nilai berkelanjutan kepada seluruh 'stakeholders', termasuk nasabah, pemegang saham, dan masyarakat luas,” ujar Lani.
Ia melanjutkan, total Dana Pihak Ketiga (DPK) Perseroan meningkat menjadi Rp254,2 triliun, naik 2,5 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Rasio current account and savings account (CASA) juga turut naik sebesar 67,4 persen (yoy). Sementara itu, CASA meningkat sebesar 7,0 persen (yoy).
Lebih lanjut, Lani menjelaskan jumlah kredit atau pembiayaan naik 8,7 persn (yoy) menjadi Rp230,1 triliun, didorong oleh kinerja yang baik dari beberapa segmen utama.
Perbankan korporasi mencapai pertumbuhan tertinggi, yakni sebesar 13,7 persen (yoy), sementara usaha kecil menengah (UKM) sebesar 7,6 peren (yoy) dan Perbankan Konsumer 5,5 persen (yoy) mengalami pertumbuhan yang stabil.
Kenaikan di kredit retail terutama dikontribusikan dari pertumbuhan Kredit Pemilikan Mobil (KPM) yang meningkat sebesar 27,9 persen (yoy).
“Kami terus menjadikan sustainability sebagai salah satu prioritas utama kami, di mana hampir 25 persen dari total pembiayaan bank atau setara dengan Rp56,6 triliun mendukung transisi yang berkeadilan, ekonomi rendah karbon dan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB),” terang Lani.
Di perbankan syariah, Unit Usaha Syariah (UUS) CIMB Niaga (CIMB Niaga Syariah) berhasil mempertahankan posisinya sebagai UUS terbesar di Indonesia, dengan total pembiayaan sebesar Rp59,0 triliun dan DPK sebesar Rp50,2 triliun per 31 Maret 2025.
Adapun pertumbuhan pembiayaan signifikan tersebut sebagian besar dikontribusi oleh segmen ritel.
“CIMB Niaga Syariah tetap fokus pada peningkatan komposisi pendanaan, khususnya pendanaan murah dengan terus mengembangkan jaringan komunitas,” imbuhnya.
Baca juga: CIMB Niaga merilis Kartini Loan solusi pembiayaan pengusaha perempuan
Baca juga: RUPST CIMB Niaga Finance setujui pembagian dividen Rp232,17 miliar
Baca juga: CIMB Niaga Syariah rilis layanan distribusi waris Islam pertama
Pewarta: Bayu Saputra
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2025