Jakarta (ANTARA) - Petenis nasional Christopher Rungkat mendirikan akademi tenis bertajuk Inside Out Tennis Club (IOTC) sebagai bagian dari upayanya berkontribusi bagi perkembangan olahraga tenis Indonesia, khususnya melalui pembinaan atlet usia dini.
"Latar belakangnya memang karena saya sangat passionate dengan tenis. Hampir seluruh hidup saya di tenis, dan ini salah satu cara saya berkontribusi setelah karier nanti," kata pria yang akrab disapa Christo itu kepada ANTARA di sela latihan menjelang SEA Games 2025 di Jakarta beberapa waktu lalu.
Christo menjelaskan bahwa IOTC dirancang untuk membangun fondasi pemain sejak usia 4–5 tahun. Ia berharap pembinaan usia dini dapat membuka berbagai peluang karier tenis bagi generasi muda, mulai dari jalur profesional hingga kesempatan meraih beasiswa universitas di Amerika Serikat.
Baca juga: Christopher Rungkat bertekad perpanjang hattrick emas SEA Games
"Untuk sekarang saya fokuskan ke program under-10. Tahun depan kami mulai masuk ke under-14 dan under-16," ujar peraih hattrick emas ganda campuran SEA Games tersebut.
Selain pembinaan dasar, Christo memiliki rencana menjadikan IOTC sebagai pusat latihan bersama pemain-pemain terbaik Asia Tenggara.
Ia menyebutkan sejumlah nama seperti Rifqi Fitriadi, Aldila Sutjiadi, dan Rafa Valentino sebagai contoh atlet Indonesia yang dapat menjadi bagian dari kolaborasi regional tersebut.
"Kalau best players dari Thailand dan Malaysia bisa bergabung, saya kira kita bisa maju bersama," kata Christo.
Meski mendirikan akademi, Christo menegaskan dirinya masih akan aktif sebagai atlet hingga Asian Games 2026. Namun, petenis berusia 35 tahun itu memastikan dirinya tetap memantau perkembangan kegiatan akademi.
Ia menyebut keterlibatan langsungnya dalam program IOTC akan ditingkatkan setelah mengevaluasi kondisi fisiknya usai ajang tersebut.
Baca juga: Christopher Rungkat gandeng Rifqi Fitriadi di SEA Games 2025
"Saya masih fokus di tenis, tapi we'll see after Asian Games, saya lihat bagaimana kondisi fisik saya, apakah saya masih mampu. Kalau misalkan iya saya akan kejar terus, tapi kalau misalkan ya mungkin sudah waktu, ya saya akan lebih involve lagi ke akademinya," ujar Christo, yang masih berkeinginan mengikuti SEA Games 2027.
Untuk pelaksanaan program harian, IOTC menggandeng sejumlah pelatih, termasuk Robert Davis dari Amerika Serikat dan Sharin Jamal dari Singapura, untuk terlibat dalam penyusunan kurikulum Red Ball dan Orange Ball.
Christo memilih tidak menggunakan namanya sebagai identitas akademi untuk menekankan kualitas program, bukan figur pendirinya.
"Saya ingin orang tertarik karena programnya, bukan karena nama Christopher Rungkat," peraih medali emas ganda campuran Asian Games 2018 tersebut.
IOTC saat ini membuka sesi uji coba gratis (free trial) di dua lokasi, yakni Lebak Bulus dan Bintaro.
Program reguler telah berjalan di Bintaro, sementara lokasi Lebak Bulus masih dalam masa uji coba hingga pertengahan bulan ini sebelum sepenuhnya beralih ke kelas reguler pada Januari tahun depan.
Baca juga: Juarai M15 Phan Thiet, Christo/Rifqi raih gelar ITF dua pekan beruntun
Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.


















































