Jakarta (ANTARA) - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) menyampaikan, perseroan tetap menerapkan pendekatan yang bertumbuh tapi tetap selektif dalam menyalurkan kredit ke segmen UMKM di tengah potensi perlambatan konsumsi rumah tangga.
Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom mengatakan, pendekatan ini memungkinkan keberlanjutan (sustainability) bisnis BRI ke depan tetap berjalan. Dengan portofolio kredit BRI yang didominasi oleh segmen UMKM, menjaga kualitas dari pembiayaan pada segmen ini tetap menjadi prioritas utama perseroan.
“Kemudian yang kedua (strategi menjaga kualitas kredit), tentunya kita memperkuat fungsi monitoring dan early warning system, sehingga dapat mengetahui kondisi nasabah dan antisipasi apabila terjadi potensi pemburukan,” kata Mucharom saat konferensi pers Paparan Kinerja Keuangan BRI Triwulan I Tahun 2025 secara daring di Jakarta, Rabu.
Mucharom menambahkan, BRI juga tentunya memberikan edukasi serta pemberdayaan agar UMKM mampu tumbuh dari sisi kapasitas usaha sehingga bisa naik kelas dan semakin resilien dalam menghadapi tantangan ekonomi yang ada. BRI sendiri telah memiliki berbagai program pemberdayaan seperti Desa BRILiaN, Klasterku Hidupku, hingga Rumah BUMN.
“Melalui program-program tersebut, BRI tentunya tidak hanya fokus pada akses pembiayaan, tapi juga bagaimana kita bisa memberikan pelatihan usaha, literasi keuangan, dan pendampingan sehingga juga UMKM ini bisa naik kelas,” kata Mucharom.
Di bawah kepemimpinan manajemen baru, Mucharom menjelaskan bahwa saat ini perseroan tengah meninjau kembali framework risk management. BRI menata kembali organisasi manajemen risiko yang bisa menyeimbangkan sekaligus mengawal bisnis perseroan.
“Mitigasinya juga tentunya kita perkuat. Kita juga fokuskan lagi kembali ke retail risk dan wholesale risk, termasuk juga IT dan juga digital risk kita, kita lihat kembali,” ujar dia.
Selanjutnya, BRI juga memperkuat fondasi dari sisi kapabilitas dan kapasitas sumber daya manusia. Selain itu, BRI meninjau kembali sistem dan tools yang sudah ada saat ini seperti credit rating, fraud detecting system, hingga early warning system.
“Kita lihat kembali tentunya credit rating kita ini yang lebih granular dan mungkin lebih bisa membedakan per masing-masing sektor ekonomi, per masing-masing region sehingga kita bisa melihat risiko secara lebih detail lagi,” ujar Mucharom.
Terakhir, perseroan juga meninjau kembali proses bisnis secara keseluruhan untuk mempertimbangkan apakah diperlukan improvement dari seluruh aktivitas proses bisnis yang ada.
Pada Rabu (30/4), BRI melaporkan kinerja keuangan dengan perolehan laba bersih sebesar Rp13,80 triliun pada periode triwulan pertama 2025, dengan aset mencapai Rp2.098,23 triliun atau tumbuh 5,49 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Dari sisi penyaluran kredit, BRI mencatatkan penyaluran kredit sebesar Rp1.373,66 triliun yang didominasi oleh segmen UMKM dengan porsi mencapai 81,97 persen dari total kredit BRI atau sebesar Rp1.126,02 triliun.
Rasio non-performing loan (NPL) dan loan at risk (LAR) tercatat terus membaik masing-masing menjadi 2,97 persen serta 11,12 persen pada akhir triwulan I 2025. Perseroan juga tetap menyiapkan pencadangan yang memadai untuk mengantisipasi potensi pemburukan kualitas aset, di mana rasio NPL coverage BRI mencapai 200,60 persen.
Dari sisi pendanaan, BRI menghimpun dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp1.421,6 triliun, yang didominasi oleh dana murah (CASA) dengan proporsi mencapai 65,77 persen atau setara dengan Rp934,95 triliun.
Kinerja positif BRI sampai dengan Maret 2025 juga didukung oleh kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, di mana loan to deposit ratio (LDR) berada di level 86,03 persen serta capital adequacy ratio (CAR) sebesar 24,03 persen.
Sebagai informasi, Direktur Manajemen Risiko BRI Mucharom beserta jajaran baru lainnya termasuk Direktur Utama BRI Hery Gunardi diangkat pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 24 Maret 2025 dan dapat melaksanakan tugas dan fungsi dalam jabatannya setelah mendapatkan persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan OJK.
Baca juga: BRI dampingi UMKM tembus pasar ekspor lewat FHA Singapura
Baca juga: BRI pastikan hapus tagih kredit UMKM tak pengaruhi kinerja perusahaan
Baca juga: BRI konsisten bantu UMKM dengan kredit Rp1.110,37 triliun pada 2024
Pewarta: Rizka Khaerunnisa
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2025